Arosuka, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengharapkan seluruh pihak di ranah Minang bersinergi menjaga keasrian lingkungan dan fasilitas umum, terutama menjelang dan selama Hari Raya Idulfitri 1443 H.
"Kita yakin banyak warga kita yang pulang kampung tahun ini lewat jalur darat, karena tiket (pesawat) mahal. Untuk itu, mari kita buat suasana kampung nyaman dan kondusif supaya perantau-perantau berkesan," ucap Gubernur Mahyeldi ketika Safari Ramadan di Masjid Raya Darussalam, Nagari Koto Gadang Koto Anau, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Sabtu (9/4/2022).
Diketahui, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah perantau yang akan pulang kampung atau mudik Lebaran ke Sumbar, mencapai 1,8 juta orang. Sebagian besar dari mereka akan menggunakan jalur darat.
Gubernur Manyeldi berpesan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, supaya rumput di sisi kiri dan kanan jalan lintas dibersihkan. Sementara di tingkat Provinsi akan dikerahkan untuk memperbaiki jalan yang tak layak atau rusak.
"Itu jalan lintas, menjelang Lebaran tolong dirapikan rumputnya kiri-kanan, bia agak tacelak. Kalau berlubang-lubang, nanti akan saya tugaskan dinas-dinas untuk memperbaiki. Tolong ya, Kabupaten/Kota," pinta Gubernur.
Pesan yang sama juga ditujukan Gubernur kepada Wali Nagari.
"Kemudian juga kalau bisa jalan yang di nagari-nagari dirapikan. Sahinggo sanak kito yang pulang maraso istimewa mancaliak kampuang," ulas Mahyeldi.
Untuk pengelola rumah makan, Gubernur menekankan agar kebersihan toilet diperhatikan. Termasuk juga tempat wudu di masjid-masjid. Tak jarang, kata Gubernur Mahyeldi, ia mendapati kondisi sarana sanitasi vital tersebut berbanding terbalik dengan kondisi restoran atau masjid yang elok dan bersih.
"Kemudian, untuk yang punya restoran, toiletnya tolong dirapikan. Masjid-masjid yang di pinggir jalan juga," ujar Mahyeldi.
Lebih lanjut, Gubernur Mayeldi mengingatkan agar premanisme dan pungutan-pungutan liar tidak ada lagi.
Termasuk, kata Gubernur Mahyeldi, warga yang mengumpulkan iuran dari pengendara yang melintas di tengah jalan agar dihentikan.
Baca juga: Sekitar 1,8 Juta Perantau Minang Akan Pulang Kampung ke Sumbar Lebaran Tahun 2022 Ini
"Kami harap jangan ada premanisme. Kalau perlu pakai peraturan. Kalau belum ada aturannya, tolong dibuat. Kalau ingin memperbaiki jalan, tidak perlu berdiri di tengah jalan pakai katidiang, berbahaya. Ini termasuk juga untuk yang ingin membangun masjid. Jangan. Berbahaya," pungkasnya. [*/pkt]