Jakarta, Padangkita.com – Indonesia tidak pernah kekurangan orang hebat dengan karya yang diakui dunia, tak terkecuali di bidang infrastruktur, lebih khususnya jalan tol.
Salah satu nama yang karyanya diakui dan dipakai di dunia adalah Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Ia adalah penemu teknik Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) atau Sosrobahu. Sebuah mahakarya yang telah mendunia dan telah diterapkan di berbagai proyek jalan layang di dalam hingga ke luar negeri.
Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), inovasi sosrobahu bermula pada tahun 1976 ketika Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jalan tol dari Jagorawi ke Tanjung Priok.
Rencana awal proyek tersebut akan dikerjakan oleh pihak asing, tetapi keputusan penting memberikan peran perusahaan nasional untuk menyelesaikan proyek. Pada saat itu, Ir. Tjokorda dipercaya sebagai Ketua Manajemen Proyek.
Metode sosrobahu digunakan agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di bawahnya ketika kegiatan konstruksi sedang berlangsung pada jam padat.
Untuk mengapresiasi jasanya, diterbitkanlah buku ‘Melangkah Tanpa Lelah’, biografi Ir. Tjokorda Raka Sukawati selaku penemu teknologi Sosrobahu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dalam menciptakan inovasi diperlukan dua hal, yakni keteguhan hati dan juga keberanian.
“Kita perlu teladani keteguhan hati dan keberanian beliau dalam menciptakan inovasi. Pasti banyak kritikan yang diterima tetapi hanya yang teguh dan yakin yang akan berhasil, Pak Tjokorda telah mencontohkan. Sebagai seorang insinyur muda Pak Tjokorda tetap teguh terhadap pilihan teknologi pembangunan jalan layang ini,” kata Menteri Basuki.
Ir. Tjokorda Raka Sukawati harus mencari solusi non-konvensional sebagai penyelesaian proyek. Sebab, teknik bekisting tidak memungkinkan karena akan mengganggu lalu lintas. Sedangkan konstruksi secara segmental akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar. Dalam situasi ini, ia menemukan inovasi sosrobahu sehingga proyek ini dapat diselesaikan lebih cepat sembilan bulan dengan tetap menjaga kualitas proyek.Penemuan teknik sosrobahu terinspirasi dari dongkrak hidraulik mobil. Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya yang diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak.
Kejadian itu memberikan inspirasi bahwa pompa hidraulik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser.
Penerapan terbaru teknologi Sosrobahu dilakukan pada pembangunan Tol Layang Sheikh Muhammed Bin Zayeed (MBZ) sepanjang 36 Km yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2019 lalu. Dalam pembangunannya terdapat 294 pier head di mana 200 buah di antaranya dipasang dengan menggunakan teknologi sosrobahu.
Baca juga: Ini Jalan Tol di Sumatra yang Dapat Rekor MURI Sebagai Jalan Tol Terpanjang dan Tercepat Pembangunan
Teknologi sosrobahu juga telah diterapkan di berbagai negara lain seperti Filipina, Thailand, Malaysia dan Singapura. Di Filipina Teknologi Sosrobahu ini digunakan untuk membuat salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway dari Buendia ke Alabang. [*/pkt]