
Timnas U-16 (Foto: pssi.org)
Padangkita.com – Dalam waktu dekat Timnas Indonesia U-16 akan bertolak ke Jepang untuk mengikuti turnamen Jenesys yang berlangsung 8-12 Maret 2018.
Selain persiapan fisik, teknik, taktik dan mental, para pemain juga diberi materi latihan tambahan pada pemusatan latihan atau training center (TC) di Cijantung, Jakarta Timur. Menunya, bahasa dan kebudayaan Jepang.
Materi bahasa dan budaya Jepang menjadi penting karena tim ini tidak cuma bertanding. Mereka juga akan diajak keliling ke beberapa tempat, bersosialisasi dan melihat perkembangan budaya masyarakat Jepang serta pertukaran budaya dari negara-negara peserta.
Selain Indonesia dan Jepang sebagai tuan rumah, acara ini dihadiri oleh negara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapore, Timor Leste, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand serta Vietnam.
Untuk pemberian materi ini, PSSI mendapat bantuan dari Japan Foundation. Agar acaranya tidak jenuh dan membosankan, pemberian materi dilakukan dengan suasana yang santai dan penuh canda.
Tiga pengajar dari Jepang Akira Takayama, Satoshi Hachiya dan Toshiya Takano, dibantu pengajar bahasa Jepang dari Indonesia Meivy Pangerapan.
Awalnya, para pemain timnas U-16 diajarkan pada hal-hal yang sederhana, seperti aisatsu (salam), jikoshokai (perkenalan diri), Ojigi (budaya membungkuk).
“Bahasa Jepang punya tingkat kesulitan tinggi dibanding dari semua bahasa di dunia. Saya terkejut dengan daya tangkap anak-anak ini dalam menerima pelajaran yang diberikan,” kata Meivy dikutip, Minggu (4/3/2018).
“Mereka semua tampak menikmati dan sangat kooperatif selama mengikuti pelajaran yang kami berikan. Hari ini kami mengajarkan perkenalan, salam sapa dan juga bahasa Jepang kepada mereka,” tambahnya lagi.
Para pemain yang mengikuti kegiatan ini semuanya memberikan kesan yang menyenangkan. Pemain baru Muhammad Rais asal Ternate bahkan menikmati pemberian materi yang disampaikan.
“Senang bisa belajar bahasa lain selain bahasa daerah saya sendiri. Pelajaran tadi seru. Kami dibuat kelompok dan suruh meniru gerakan serta omongan pengajar, bagi saya bahasa Jepang itu menarik,” ujarnya.