Lubuk Basung, Padangkita.com - Gula merah atau yang dikenal dengan saka merupakan gula murni yang terbuat dari air tebu. Proses pembuatan saka dengan bahan baku tebu ini masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tenaga kerbau.
Jika berkunjung ke Nagari Sungai Landia Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, kita bisa menemukan lokasi pembuatan gula saka yang dilakukan secara tradisional oleh para petani setempat. Di sana kita bisa melihat proses pembuatan gula saka sekaligus berwisata menikmati keindahan Nagari Sungai Landia.
Salah satu pengrajin gula saka, Ibu Endrawati, yang ditemui di Nagari Sungai Landia menjelaskan, proses pembuatan gula saka dari mulai proses penggilingan hingga proses pencetakan.
Pertama-tama, tebu yang sudah dipanen dibersihkan dari bagian-bagian pucuk dan tanah yang menempel. Tebu yang sudah bersih kemudian digeprek lalu dimasukkan ke penggilingan yang bernama kilangan, proses dilakukan sebanyak dua kali agar air tebu yang dihasilkan benar-benar terpisah dari ampasnya.
Dari proses penggilingan tebu maka dihasilkan air tebu yang keruh.
Selanjutnya air tebu disalurkan ke dalam wadah (drum) yang terletak di bawah kilangan sambil disaring agar sisa-sisa ampas tebu tidak ikut masuk ke dalam wadah. Lalu, air tebu dimasukkan ke dalam wajan panas yang terletak diatas tungku untuk proses memasak.
Setelah air tebu mendidih, air tebu dipindahkan ke wajan yang lain untuk dilakukan proses penguapan. Jika cairan sudah berubah warna dan tekstur, pemanasan dihentikan dan wajan diturunkan dari tungku sejenak, kemudian dipanaskan kembali sebelum akhirnya dicetak.
Cairan gula yang mengental kemudian dituangkan kedalam cetakan-cetakan yang terbuat dari batok kelapa lalu didiamkan hingga dingin. Gula saka yang sudah mengeras siap dikemas dan dipasarkan. [*/isr]