Padangkita.com – Tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Sumatra Barat masih di bawah angka nasional, sehingga perlu edukasi dan sosialisasi yang lebih massif.
“Sumbar masih di bawah nasional, tetapi pengguna asuransi di Sumbar tergolong sangat tinggi,” kata Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Darwisman, Kamis (22/2/2018).
Hasil survei OJK teranyar mencatatkan angka literasi keuangan di Sumbar baru 27,27 persen, sedangkan literasi atau pemahaman masyarakat terhadap sektor keuangan secara nasional mencapai 29,66 persen.
Sementara itu, angka inklusi keuangan atau akses masyarakat terhadap layanan keuangan sudah mencapai 66,91 persen, juga masih di bawah angka nasional yang mencapai 67,82 persen.
Pemerintah menargetkan pada 2019 mendatang angka literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 35 persen dan angka inklusi keuangan menyentuh 75 persen.
“Kita akan perluas edukasi dan sosialisasi mengenai industry keuangan kepada masyarakat Sumbar,” ujarnya.
Layanan Pengaduan
Selain itu, katanya, OJK juga meminta pelaku usaha jasa keuangan untuk menyediakan layanan pengaduan guna memudahkan informasi bagi masyarakat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan.
Menurutnya, keberadaan unit layanan pengaduan di setiap kantor perusahaan jasa keuangan penting agar masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap tidak merasa dirugikan atas kesepakatannya dengan pelaku usaha jasa keuangan.
“Artinya, orang menggunakan produk lembaga jasa keuangan sudah banyak, tetapi belum semuanya paham dengan produk yang mereka ambil,” ujarnya.
Makanya, dengan adanya unit layanan pengaduan, masyarakat yang belum paham bisa mendapatkan informasi lebih lengkap melalui unit tersebut, sekaligus mengatasi sengketa antara konsumen dan pelaku usaha.