Kondisi Penuh Risiko, Petani Diajak Ikut Asuransi

Kondisi Penuh Risiko, Petani Diajak Ikut Asuransi

Panen padi organik varietas Seway di Pancuang Taba, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, beberapa waktu lalu. Foto: Yose

Lampiran Gambar

Panen padi organik varietas Seway di Pancuang Taba, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, beberapa waktu lalu. Foto: Yose

Padangkita.com – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sumatera Barat Candra mengajak para petani Sumbar untuk mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP). Keikutsertaan dalam program asuransi akan mengurangi risiko kerugian petani jika mengalami gagal panen.

Candra menjelaskan AUTP merupakan asuransi bersubsidi dari pemerintah. Pemerintah menanggung biaya premi sebesar 80 persen dari total Rp180 ribu. Artinya, petani hanya membayar premi sebesar Rp36 ribu per hektar dalam setiap musim tanam.

“Kalau ada gagal panen akibat kekeringan atau banjir, petani akan mendapat ganti rugi Rp6 juta,” ujar Candra kepada Padangkita.com, Senin (05/02/2018).

Menurut Candra, animo petani mengikuti asuransi ini masih tergolong rendah. Padahal keikutsertaan dalam asuransi malah melindungi petani dari risiko gagal panen.

Tahun lalu, lanjutnya, pemerintah menyediakan kuota asuransi sebanyak 36.000 hektar. Sayangnya, hanya 6.000 hektar lahan didaftarkan petani. Jumlah asuransi yang diklaim mendekati angka 1.000 hektar dengan total ganti rugi sekitar Rp3 miliar.

Sementara itu, untuk 2018, jumlah kuota tersebut berkurang menjadi 15.000 hektar. Sampai saat ini, kata dia, kurang dari 2.000 hektar lahan yang sudah didaftarkan.

Candra menduga rendahnya animo petani untuk mendaftar AUTP disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan kurangnya pemahaman petani. Sejumlah petani salah dalam memahami prosedur AUTP sehingga beranggapan premi yang telah dibayarkan akan dikembalikan kalau panen mereka berhasil.

“Seharusnya, kan tidak begitu. Asuransi kan sebenarnya antisipasi. Kalau terjadi gagal panen, setidaknya mereka dapat ganti rugi dari pemerintah. Kalau panen aman, ya semestinya tidak masalah kalau uang mereka tidak kembali. Asuransi sebenarnya kan sistem subsidi silang. Petani yang panennya bagus membantu petani yang gagal panen,” ujar Chandra.

Ia pun mengharapkan petani bisa memahami konsep AUTP dan mau mendaftarkan lahannya. Apalagi dengan kondisi cuaca Sumbar yang cenderung panas belakangan ini dan berpotensi mengalami kekeringan.

“Kondisi penuh risiko ini, petani mestinya mau memanfaatkan asuransi ini. Dengan asuransi, setidaknya aman untuk berusaha tani,” ujarnya.

Tag:

Baca Juga

Pertahankan dan Kembangkan Sawah, Sumbar dan Petani Berpotensi Dapat Insentif Menarik
Pertahankan dan Kembangkan Sawah, Sumbar dan Petani Berpotensi Dapat Insentif Menarik
Sumbar Jangan Jadi Penonton, Mahyeldi Usul Bentuk Lembaga Ketahanan Pangan di Nagari
Sumbar Jangan Jadi Penonton, Mahyeldi Usul Bentuk Lembaga Ketahanan Pangan di Nagari
Produksi GKP Tahun 2024 di Pariaman Capai 21.498 Ton, Meningkat Dibanding Tahun 2023
Produksi GKP Tahun 2024 di Pariaman Capai 21.498 Ton, Meningkat Dibanding Tahun 2023
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Pembinaan Petani Milenial, Prioritas Mahyeldi-Vasko untuk Memajukan Pertanian Sumbar
Pembinaan Petani Milenial, Prioritas Mahyeldi-Vasko untuk Memajukan Pertanian Sumbar
Poktan Nagari Lakitan Tengah Dukung Mahyeldi-Vasko: Punya Program Jelas Majukan Pertanian
Poktan Nagari Lakitan Tengah Dukung Mahyeldi-Vasko: Punya Program Jelas Majukan Pertanian