Lubuk Basung, Padangkita.com – Mahasiswa Universitas Riau (Unri) melaksanakan kuliah kerja nyata atau kukerta di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat selama 40 hari yang bernama “Kukerta Balik Kampung Unri” ini beranggotakan 10 mahasiswa. Mereka telah melaksanakan kukerta sejak 11 Juli 2021.
Salah satu kegiatan yang mereka lakukan selama kukerta adalah mengedukasi masyarakat tentang bagaimana membuat cairan pembersih tangan atau hand sainitizer sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization).
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa Unri dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Persisnya, edukasi tentang pembuatan hand sanitizer ini dilaksanakan pada 23 Juli lalu. Tim “Kukerta Balik Kampung Unri” waktu itu mendatangi langsung kantor pemuda Koto Tinggi untuk menyampaikan edukasi.
Di kantor pemuda, mereka disambut ramah oleh Hidayatul Akmal, selaku Ketua Ikatan Pelajar dan Pemuda Koto Tinggi (IPPELKO). Karena memang telah dibicarakan sebelumnya, di kantor pemuda ini, anak-anak dan pemuda Koto Tinggi sudah berkumpul.
Mereka pun dengan antusias mendengarkan penjelasan mengenai cara membuat hand sanitizer sesuai standar WHO yang dipandu oleh tim kukerta, Duta Maulana Fadhila dan Inten Ainun Latifa.
Dalam edukasi pembuatan hand sanitizer, digunakan bahan berupa etanol 96% disebut juga dengan etil alkohol, alkohol murni atau alkohol absolut, gliserol 98%, hidrogen peroksida 3% dan air steril atau aquades. Pada edukasi pembuatan hand sanitizer yang dilakukan di kantor pemuda ini, semua peserta mengikuti protokol kesehatan.
“Kami dari tim Kukerta Unri menyampaikan edukasi mengenai cara membuatan hand sanitizer kepada pemuda dan pemudi di Nagari Koto Tinggi ini dengan harapan, apa yang kami sampaikan dapat dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Duta, perwakilan tim kukerta.
Bahkan, kata dia, kalau bisa organisasi IPPELKO mampu memproduksi hand sanitizer dengan harga yang lebih murah dengan target pasar pertamanya adalah masyarakat Koto Tinggi.
Selain membuat hand sanitizer, selama kukerta para mahasiswa juga rutin mengikuti kegiatan yang ada di Koto Tinggi seperi bersih-bersih kampung dan juga mendampingi anak–anak sekolah yang saat ini lebih banyak melakukan kegiatan secara daring.
Dengan kehadiran mahasiswa kukerta, para orang tua dan anak anak merasa sangat terbantu. Karena di masa pandemi ini para siswa sekolah hanya belajar dari rumah didampingi orang tua yang tentunya dengan segala keterbatasan. Baik dari segi akomodasi maupun pemahaman materi dari orang tua murid.
Baca juga: Dialog dengan Rektor se-Indonesia, Mahfud MD: Tidak Boleh Membungkam Suara Kritis Mahasiswa
Hadirnya mahasiswa banyak membantu memberikan solusi dan cara belajar daring yang efektif, mengingat para mahasiswa sudah sangat paham dengan penggunaan teknologi. (*/pkt)