Jakarta, Padangkita.com – Ada yang menarik dari medali Olimpiade Tokyo 2020. Ternyata, medali pada ajang olahraga internasioal empat tahun ini terbuat dari telepon seluler dan laptop bekas. Semangat daur ulang untuk lingkungan yang lebih baik menjadi motivasinya
"Kampanye tersebut meminta masyarakat untuk menyumbangkan perangkat elektronik usang untuk proyek tersebut," kata Juru Bicara Olimpiade Tokyo 2020, Hitomi Kamizawa, dikutip dari DW.com.
Namun ternyata upaya pengumpulan tidak semudah yang dibayangkan. Membutuhkan kampanye secara nasional di Jepang selama dua tahun untuk menghasilkan 5.000 medali emas, perak, dan perunggu.
Hampir 100 persen wilayah negeri Sakura berkontribusi menyumbangkan sampah elektroniknya, mulai dari kota metropolitan, kota kecil, hingga perdesaan. Pihak swasta seperti industri, sekolah, hingga komunitas juga dilibatkan.
Dari keseluruhan sampah yang terkumpul, sebanyak 80 ton berasal dari perangkat elektronik kecil seperti ponsel dan laptop.
Renet Japan Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah ditunjuk sebagai salah satu pelaksana proyek ini.
"Kami mengembangkan gerakan pengelolaan limbah untuk proyek medali dengan kerja sama dari banyak pemangku kepentingan, dari Pemerintah Jepang hingga masyarakat lokal," ucap Direktur Renet Japan Group, Toshio Kamakura.
Namun, pengumpulan perangkat elektronik bekas ini baru langkah pertama. Masih memerlukan upaya pembongkaran, pemilihan, ekstraksi, pemurnian, hingga akhirnya bahan daur ulang ini dicetak ke dalam desain.
Seniman Junichi Kawnishi yang bertugas mendesain membuat medali dengan diameter 85mm dan ketebalan sekitar 7,7 mm hingga 12,1 mm.
Sejatinya, konsep penggunaan bahan daur ulang untuk medali bukanlah hal baru. Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, ada Olimpiade Rio 2016 yang 30 persen bahan medalinya terbuat dari cermin dan suku cadang mobil. Semangat ini ditularkan Olimpiade Paris 2024 yang mengangkat tema utama perbaikan lingkungan. (*/TI/PKT)