Padang, Padangkita.com - Fenomena matahari berada di atas Ka'bah terjadi pada Rabu-Jumat (14-16/7/2021) mendatang, pukul 16.27 WIB.
Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Irwan Slamet mengatakan fenomena ini bisa dijadikan sebagai momentum untuk menentukan arah kiblat bagi umat Islam untuk wilayah Indonesia tengah dan barat, termasuk Sumatra Barat (Sumbar).
"Iya. Silahkan dipraktikkan," ujarnya saat dihubungi Padangkita.com, Selasa (13/7/2021).
Dia menuturkan cara menentukan arah kiblat saat matahari di atas Ka'bah yaitu sesuaikan jam yang digunakan dengan jam atom BMKG di http://jam.bmkg.go.id atau http://ntp.bmkg.go.id.
Langkah selanjutnya gunakan alat alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan datar. Alat dapat berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
"Lakukan kalibarasi sejak lima menit sebelum dan sesudah 16.27 WIB atau 17.27 WITA yang merupakan waktu puncak," jelasnya.
Kemudian, imbuh Irwan, perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak. Tarik garis ujung bayangan hingga ke posisi alat.
"Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi matahari saat tepat berada di atas Ka'bah," sampainya.
Lebih lanjut, dia menerangkan fenomena matahari berada di atas Ka'bah ini untuk wilayah Indonesia bagian tengan dan dan barat berlangsung dua kali dalam setahun, yakni pada pada 26-28 Mei pukul 16.18 WIB dan 14-16 Juli pada pukul 16.27 WIB.
Baca Juga: Panduan Lengkap MUI Sumbar soal Pelaksanaan Salat Iduladha di Daerah PPKM
Sedangkan, untuk Indonesia bagian timur, penetuan arah kiblatnya dapat dilakukan saat matahari di atas antipoda Ka'bah yang terjadi setiap 16 Januari pukul 06.29 WIT dan 28 November pukul 06.09 WIT. [fru]