Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Haji Agus Salim memiliki kebiasaan unik atau mungkin berbeda dari umat muslim lain.
Padang, Padangkita.com - Haji Agus Salim memiliki kebiasaan unik atau mungkin berbeda dari umat muslim yang lain, ketika menjalani ibadah puasa di Amerika Serikat.
Pada tahun 1953, Agus Salim pernah menjadi dosen tamu di Cornell Universitiy, Ithaca, Amerika Serikat. Di sini, Agus Salim memberikan kuliah tentang agama Islam dan pengaruhnya di Asia Tenggara dan Timur Tengah, khususnya di Indonesia dan di Pakistan. Selama enam bulan mengajar di Ithaca, waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadan.
Sebagaimana mestinya, waktu berpuasa dimulai ketika terbitnya fajar di pagi hari atau masuknya waktu Subuh hingga terbenamnya matahari ketika Magrib.
Sementara faktor geografis menyebabkan matahari lebih lambat terbenam di Amerika, sehingga waktu berpuasa di Amerika lebih lama dibandingkan dengan Indonesia. Akan tetapi, saat berpuasa di Amerika pria yang dijuluki The Grand Old Man Of Indonesia ini selalu sahur pukul 04.00 dan berbuka pada pukul 19.00. Padahal, jika mengikuti waktu Amerika seharusnya berbuka pada pukul 22.00 malam.
Dikutip dari Majalah Tempo Edisi Kemerdekaan pada tahun 2013, Emil Salim yang merupakan keponakan Haji Agus Salim mengungkap alasan dari sikap Agus Salim tersebut. Menurut Emil, pamannya beragama dengan rasional dan tidak suka dengan Islam yang tidak rasional.
Ia menganalogikan jika tinggal di Kutub Utara, saat musim panas matahari nyaris terbit selama 24 jam, dengan jam malam hanya sekitar 50 menit saja. Di beberapa wilayah tertentu, sama sekali tidak ada malam.
“Kalau puasa di Amerika jangan melihat matahari. Kalau tinggal di Kutub Utara, kapan bukanya,” kata Emil Salim menirukan ucapan pamannya.
Sikap Agus Salim dalam beragama juga terlihat saat ia tidak mengharamkan alkohol. Sebab baginya menghangatkan tubuh dengan minuman di musim dingin merupakan hal yang rasional.
Baca juga: Agus Salim Tolak Berdiri Saat Lagu Kebangsaan Belanda Dinyanyikan
“Om tahu batas. Ia tidak mabuk. Tubuhnya yang dihangatkan, bukan otak,” kata Emil Salim dikutip dari Majalah Tempo. [pkt]