Padangkita.com – Manajemen PT Semen Indonesia (Persero), Tbk atau (SMGR) menegaskan bahwa kebijakan yang dilakukan termasuk efisiensi adalah langkah untuk meningkatkan kinerja PT Semen Padang, bukan mengkerdilkan perusahaan kebanggaan urang awak tersebut.
“Tidak ada pengkerdilan. Transaksi penjualan masih di Padang, keuangan masuk di Padang, bukan PT Semen Indonesia. Tak ada aset Semen Padang yang dibawa ke Semen Indonesia. Justru akan diperbesar, dari labanya Rp100 miliar kalau bisa menjadi Rp600 miliar. Soal kesejahteraan juga akan sama,” kata Direktur Direktur SDM dan Hukum Semen Indonesia Agung Yunanto, saat bersilaturrahmi dengan ninik mamak di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubukkilangan, dan Serikat Pekerja Semen Padang, Kamis (4/1/2017).
Pada pertemuan di KAN, hadir pengurus KAN Lubuk Kilangan, anak kemenakan serta tokoh-tokoh Lubuk Kilangan. Dari manajemen PT Semen Indonesia juga hadir pada silaturrahmi itu, Direktur Produksi, Benny Wendry, dan Direktur Pemasaran dan Suplly Chain, Ahyanizzaman. Sementara dari manajemen Semen Padang hadir Direktur Produksi, Firdaus, Direktur Keuangan, Tri Hartono Rianto, Direktur Komersial, Pudjo Suseno.
Kemudian, Plt Komut, Suharto, anggota Komisaris, Eddy R. Rasyid, dan Wiztian Yoetri. Sedangkan pada pertemuan dengan Serikat Pekerja Semen Padang hadir, para pengurus SPSP dan staf pimpinan PT Semen Padang.
Dalam pertemuan di KAN, disepakati sejumlah poin, di antaranya, PT Semen Indonesia tidak akan mengubah komitmen-komitmen yang sudah ada di PT Semen Padang, karena Semen Indonesia tidak pernah punya rencana dan tidak akan merubah status PT Semen Padang, tidak akan mengambil alih aset PT Semen Padang atau bahkan mengkerdilkan (mengubah menjadi unit produksi) PT Semen Padang yang merupakan kebanggaan masyarakat Sumbar.
Saran-saran yang disampaikan dalam pertemuan ini akan dikaji lebih lanjut pada pertemuan selanjutnya. Yang menjadi fasilitator untuk pertemuan tersebut mewakili Semen Indonesia Grup, Tri Hartono Rianto (Direktur Keuangan PT Semen Padang) dan mewakili masyarakat adalah Ketua Kerapatan Adat Nagari Lubuk Kilangan.
Kemudian penyelesaian perselisihan paham akan diselesaikan dengan semangat masyarakat minang yang mengutamakan musyawarah untuk mencari solusi.
Pertemuan itu sekaligus untuk menjawab berbagai isu publik dan keresahan yang dirasakan masyarakat dan karyawan PT Semen Padang pasca berbagai berbagai kebijakan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, yang mengubah struktur organisasi PT Semen Padang .
Agung Yunanto menyatakan, perubahan struktur organisasi yang dilakukan oleh holding PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, saat ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pencapaian laba perusahaan dari Rp1,1 triliun menjadi Rp3 triliun.
“Kami salut dengan tekad bapak-bapak di Semen Padang yang menyatakan siap untuk meningkatkan revenue, karena itu mari kita buktikan, kita wujudkan laba Rp3 triliun,” kata mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga Surabaya itu pada pengurus SPSP.
Ia menegaskan, dalam kondisi saat ini yang dibutuhkan oleh jajaran Semen Indonesia Group adalah sikap "guyub" (kompak), atau dalam istilah minang "Saiyo Sakato".
“Untuk itu, mari kita kompak, karena lawan kita bukan di internal. Lawan kita di sana (eksternal),” katany.
Untuk melawan pesaing, kata Agung, caranya adalah dengan Sinergi. "Kita jangan sampai gontok-gontokan. Kita satu kendali. Mari kita kompak, supaya Semen Padang tetap menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat," katanya.
"Caranya ? laba harus naik dong," tukasnya.
Ia menyatakan, "Kalau misal laba terus turun, maka apa yang bisa dijadikan bukti kebanggaan ? Untuk itu, mari bertanya pada masing-masing kita, apa yang sudah dilakukan bersama-sama dalam rangka menempatkan Semen Padang sebagai kebanggaan sumbar."
Ia menyebut para top manajemen Semen Padang yang sudah banyak menjadi direksi di Semen Indonesia, seperti Benny Wendry yang kini Direktur Produksi, manta Plt Dirut Semen Indonesia, Johan Samudra, Direktur Produksi Semen Padag Firdaus yang sebelumnya Direksi di Thang Long Cement Company. "Mereka sudah bermain di kancah BUMN," ulasnya.
Ke depan, kata Agung, Semen Indonesia memiliki talent manajemen untuk mendorong para staf pimpinan untuk juga bisa berkiprah di kementerian BUMN. Supaya mereka juga bisa "manggung" di BUMN-BUMN lain..
"Kita sepakat menjadi Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, menjadi The Best Manufacturing. Saat ini ada 14 eselon 1 di Semen Indonesia Group yang masuk data base kementerian BUMN," terangnya.
Pada kesempatan itu, Agung tidak menampik ada masalah komunikasi yang belum tutas dari holding terkait kebijakan perubahan struktur organisasi di operating company. "Ini masalah komunikasi,"akunya.
Namun kenapa masalah komunikasi ini terjadi ? Agung menceritakan bahwa BOD baru terpilih melalui RUPS 15 September 2017. Pada saat itu terjadi suatu kondisi dimana dari laporan anak-anak perusahaan menggambarkan kondisi Semen Indonesia akan jatuh.
Laba mengalami penurunan. Pada 2014 laba mencapai Rp5,55 triliun, pada 2015 turun menjadi Rp4,52 triliun, pada 2016 turun menjadi Rp 4,52 triliun dan 2017 hanya Rp 1,7 triliun.
Kondisi yang sama juga dialami Semen Padang, pada 2017 diprediksi dari RKAP awal akan minus sebesar Rp180 miliar. Tapi Semen Padang kemudian melakukan efisiensi, dan dengan kerja keras bersama bisa ditutup dengan laba mencapai Rp400 miliar. Namun pencapaian laba 2017 itu mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Melihat situasi yang dihadapi itu, manajemen PT Semen Indonesia berfikir langkah yang harus dilakukan harus sekarang. Tidak boleh menunggu. Maka diadakan pertemuan-pertemuan luar biasa yang melibatkan manajemen di grup. Kami mengundang direksi Semen Padang, Semen Tonasa dan Semen Gresik. Kami duduk bareng supaya bisa menyelamatkan Semen Indonesia, termasuk Semen Padang supaya laba jangan jatuh lagi,” ujarnya.