Padangkita.com - Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menyampaikan apreasiasi kepada Indonesia atas upaya dan pemberian izin pendaratan darurat bagi pengungsi Rohingya di Aceh Utara.
Dilansir Anadolu Agency, utusan UNHCR di Indonesia Ann Mayman mengatakan hampir 94 warga Rohingya yang terdampar tersebut telah berada di lautan selama berbulan-bulan dalam kondisi yang membahayakan.
"Menyelematkan nyawa manusia menjadi prioritas utama. Kami mengapresiasi Indonesia karena menyelamatkan 94 warga Rohingya yang terdiri dari perempuan dan anak-anak," kata Ann Mayman melalui keterangan resminya pada Jumat (26/6/2020).
Dia juga menilai Indonesia telah beberapa kali memberikan contoh kepada negara lain di kawasan untuk menyelamatkan nyawa Muslim Rohingya
"Indonesia telah beberapa kali mengambil tindakan yang patut dijadikan contoh oleh negara lainnya di kawasan ini, setelah memberikan bantuan kemanusiaan dan penyelamatan jiwa bagi orang-orang Rohingya di kapal Aceh pada 2015 dan 2018," kata Ann menambahkan.
Ann juga menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan untuk Indonesia dalam penanganan pengungsi Rohingnya di perairan Aceh Utara.
"UNHCR siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam menyediakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan dan cara-cara karantina yang baik selama hari-hari mendatang sesuai standar internasional dan protokol kesehatan publik," demikian UNHCR menyatakan.
Baca juga: Jerman Setop Penjualan Plastik Sekali Pakai Mulai Juli 2021
Masih adanya manusia perahu yang melakukan perjalanan beresiko di Teluk Benggala dan Laut Andaman merupakan bukti bahwa negara-negara di kawasan harus bekerja sama untuk mengatasi solusi tersebut jelas dia.
"UNHCR meminta negara-negara di kawasan untuk bersatu dan berbagi tanggung jawab untuk menangani perlindungan dan kebutuhan kemanusiaan para pengungsi dan pencari suaka di laut," pungkas dia.
Sebelumnya, sebanyak 94 pengungsi Rohingya, Myanmar terdampar di perairan Pantai Seunuddon, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, pada Rabu.
Sekelompok Rohingya itu berhasil ditemukan tiga nelayan Aceh saat terkatung-katung di lautan.
Ketiganya mengaku melihat sebuah kapal motor rusak, terombang-ambing dan nyaris tenggelam, sementara para penumpang kapal berteriak meminta pertolongan. [*/try]