3 Persoalan Paling Krusial di Sumbar, Pemprov dan Forkopimda Siapkan Strategi Menyeluruh

3 Persoalan Paling Krusial di Sumbar, Pemprov dan Forkopimda Siapkan Strategi Menyeluruh

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dan Pangdam XX/TIM Mayjen TNI Arief Gajah Mada ketika FGD tentang persiapan langkah strategis mengatasi masalah krusial di Sumbar. [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Padang, Padangkita.com — Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah meminta seluruh jajaran pemerintah daerah dan unsur Forkopimda bergerak cepat menyiapkan langkah strategis menghadapi persoalan krusial.

Menurut Mahyeldi, ada tiga persoalan mendesak di Sumbar yang perlu ditangani segera yakni, maraknya aktivitas tambang ilegal, penangkapan ikan ilegal, dan kelangkaan BBM.

“Semua harus bergerak. Kita susun langkah-langkahnya dengan jelas, ada tahapan dan tindak lanjutnya,” tegas Mahyeldi saat memimpin Focus Group Discussion (FGD) Forkopimda bertema ‘Mengantisipasi Illegal Mining, Illegal Fishing, dan Kelangkaan BBM di Sumatera Barat’, di Istana Gubernur, Jumat (24/10/2025).

Disampaikan, ada dua aspek utama yang perlu menjadi pertimbangan dalam penanganan masalah tersebut. Yakni, kesejahteraan masyarakat dan penegakan hukum yang tegas.

“Kesejahteraan masyarakat dan penegakan hukum menjadi kunci dalam penanganan masalah ini,” ingat Mahyeldi.

Dalam sesi pembahasan, Gubernur juga menyoroti maraknya praktik illegal fishing yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan di wilayah perairan Sumbar.

Guna meminimalisasi hal tersebut, kata Mahyeldi, Pemprov Sumbar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) terus mendorong edukasi agar nelayan beralih ke alat tangkap ramah lingkungan.

“Kalau nelayan didukung dengan alat tangkap yang sesuai dan hasil tangkapannya pun layak, saya yakin, mereka pasti memilih cara yang benar. Itulah yang sedang dan perlu terus kita upayakan bersama,” tukuk Mahyeldi.

Sementara itu, terkait kelangkaan BBM, Mahyeldi mengungkapkan bahwa konsumsi BBM di Sumbar termasuk yang tertinggi di Indonesia.

“Sudah ada tambahan kuota 70 ribu kiloliter, tapi itu pun bisa tidak cukup jika peruntukannnya tidak kita awasi. Karena itu, pengawasan harus kita perketat agar penyaluran subsidi tepat sasaran,” kata Mahyeldi.

Ia juga mengingatkan, agar SPBU berperan aktif dalam menegakkan aturan pembatasan pembelian BBM bersubsidi maksimal 125 liter per kendaraan, sesuai dengan Surat Edaran yang telah diterbitkannya.

“Kalau amanat Surat Edaran Gubernur itu dijalankan dengan baik, kelangkaan bisa kita tekan. Tapi kalau dibiarkan, pasokan bisa habis sebelum akhir tahun,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur Mahyeldi Ungkap 7 Strategi dan Target Pembangunan Ekonomi Sumbar 5 Tahun

Dari sisi kebijakan, Ketua DPRD Sumbar Muhidi menilai pentingnya rencana strategis jangka panjang yang terukur agar penyelesaian masalah tambang dan perikanan ilegal tidak berhenti di diskusi semata.

Pangdam XX/TIM Mayjen TNI Arief Gajah Mada menyatakan dukungan penuh kepada Pemprov Sumbar.

“TNI siap membantu langkah Gubernur. Alam Sumatera Barat ini indah dan subur, jangan sampai dirusak oleh aktivitas-aktivitas ilegal,” tegasnya. [*/adpsb]

Baca Juga

Bank Nagari Raih 2 Penghargaan Nasional dari BP Tapera
Bank Nagari Raih 2 Penghargaan Nasional dari BP Tapera
Gubernur Mahyeldi Dorong BUM Desa/Nagari Berperan Dalam Rantai Pasokan Program MBG
Gubernur Mahyeldi Dorong BUM Desa/Nagari Berperan Dalam Rantai Pasokan Program MBG
Gubernur Mahyeldi: Pemprov Sumbar Siapkan Perda Fasilitasi Dukungan untuk Pesantren
Gubernur Mahyeldi: Pemprov Sumbar Siapkan Perda Fasilitasi Dukungan untuk Pesantren
Kepala Kesbangpol Sumbar Raih Peringkat 3 Nasional dalam Proper Expo PKN I LAN RI 2025
Kepala Kesbangpol Sumbar Raih Peringkat 3 Nasional dalam Proper Expo PKN I LAN RI 2025
Gubernur Mahyeldi Pimpin Sidang Pemilihan Ketua Umum APPSI Periode 2025-2029
Gubernur Mahyeldi Pimpin Sidang Pemilihan Ketua Umum APPSI Periode 2025-2029
Di Depan Menteri Pigai, Gubernur Mahyeldi: Masyarakat Sumbar Menjunjung Tinggi HAM
Di Depan Menteri Pigai, Gubernur Mahyeldi: Masyarakat Sumbar Menjunjung Tinggi HAM