2 Serpihan Komponen Roket Tiongkok yang Jatuh di Sumbar, Berbahayakah?

2 Serpihan Komponen Roket Tiongkok yang Jatuh di Sumbar, Berbahayakah?

Serpihan benda yang ditemukan di Kabupaten 50 Kota (Foto: ist)

Lampiran Gambar

Serpihan benda yang ditemukan di Kabupaten 50 Kota (Foto: ist)

Padangkita.com - 2 serpihan komponen roket milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Longmarch/Chang-Zheng 3 ditemukan jatuh di 2 wilayah di Sumatera Barat, yakni di Nagari Sungai Batang, Agam dan di nagari Koto Tinggi, 50 Kota.

Dua serpihan komponen yang ditemukan tersebut bekas tabung bahan bakar roket yang jatuh di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam dan lempengan logam berwarna hitam panjang lebih kurang 180 cm lebar lebih kurang 40 cm yang ditemukan di Padangtih Jorong Lakuang, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten 50 Kota.

Syafrijon, kepala BPPA LAPAN Agam yang dihubungi Padangkita.com menyatakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BPAA) Agam telah menjemput serpihan komponen roket tersebut berada.

"Sudah kita jemput dan sudah dikumpulkan. Akan di bawa ke kantor Lapan, Besok," katanya kepada Padangkita.com, kamis (20/072017).

Baca Juga:
Sumbar Masih Berpeluang Ditimpa Sampah Angkasa
Lagi, Serpihan Roket Tingkok Ditemukan di Suliki

Untuk pengangkutan sendiri akan dilakukan dengan pengemasan biasa, karena tidak ada zat atau cairan yang membahayakan. Ditanya sejauh mana berbahanya dua komponen tersebut, Syafrijon menjelaskan bahwa yang tersisa dalam serpihan komponen tersebut adalah sisa bahan bakar Hidrosin yang jika dipegang akan menyebabkan gatal-gatal.

"Sisa-sisa bahan bakar Hidrosin, kalau dipegang bisa gatal-gatal," jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan tidak zat berbahaya atau muatan nuklir dalam serpihan komponen tersebut. Sehingga serpihan komponen-komponen dari roket tersebut bisa dibungkus biasa saja.

Astronom Avivah Yamani menyebutkan, benda yang jatuh di Sumbar kemarin tergolong sampah antariksa. Menurutnya, ada ribuan satelit yang mengeliling bumi, dan memiliki keterbatasan masa pakai.

Sehingga satelit-satelit tersebut juga sangat berpotensi melahirkan sampah antariksa yang sewaktu-waktu jatuh ke kolong bumi.

Jika demikian, bagaimana peluang Sumbar ketiban sampah antariksa kedepannya?

Avivah menjelaskan, sebelum Sumatera Barat, pada 30 September tahun lalu sampah angkasa jatuh di Madura. Hal ini menggambarkan, bahwa bumi Indonesia tidak luput dari sampah angkasa.

Dikatakan Avivah, dari perspektif astronomi, sampah antariksa itu termasuk hal yang wajar. Tapi perlu diatur dalam undang-undang.

“Indonesia sudah mulai dengan UU Antariksa ini,” ujarnya.

Menurutnya, jika suatu sampah angkasa yang jatuh di negara mana pun, negara pemiliknya mesti menjadi penanggungjawab. Namun, lanjutnya, mengambil kembali atau tidak tergantung negara bersangkutan.

(Yose Hendra)

Iklan

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Padangkita.com tidak terlibat dalam pembuatan konten ini.
Tag:

Baca Juga

DPR Sepakat Pesantren Tak Dijadikan Lokasi Kampanye, Ini Alasannya
DPR Sepakat Pesantren Tak Dijadikan Lokasi Kampanye, Ini Alasannya
Tol di Provinsi Tetangga Sumbar Ini Dinilai, Perlu Penghijauan dan Peningkatan Karakter Lokal
Tol di Provinsi Tetangga Sumbar Ini Dinilai, Perlu Penghijauan dan Peningkatan Karakter Lokal
Pasca Penataan, Pantai Padang Makin Ramah Pengujung
Pasca Penataan, Pantai Padang Makin Ramah Pengujung
KRI Teluk Bone 511 Tiba di Pantai Pariaman, Jadi Museum Bahari Satu-satunya di Indonesia
KRI Teluk Bone 511 Tiba di Pantai Pariaman, Jadi Museum Bahari Satu-satunya di Indonesia
1.059 Ketua Dasawisma di Pariaman Dapat Bantuan Transportasi Rp250 Ribu per Orang
1.059 Ketua Dasawisma di Pariaman Dapat Bantuan Transportasi Rp250 Ribu per Orang
Wisuda 1.025 Lulusan, Ganefri Ungkap UNP Kampus Peringkat 1 Terbaik di Sumbar
Wisuda 1.025 Lulusan, Ganefri Ungkap UNP Kampus Peringkat 1 Terbaik di Sumbar