Padangkita.com - Buah manggis di Pesisir Selatan (pessel) akan dikembangkan sebagai komoditi ekspor unggulan. Saat ini terdapat 3 kecamatan yang menjadi sentra buah manggis yakni Kecamatan Sutera, Lengayang dan Linggo Sari Baganti.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultutan dan Perkebunan (Disnaphorbun) Pessel, Jumsu Trisno mengatakan buah manggis menjadi salah satu komoditi unggulan ekspor selain buah durian, mangga dan duku. Dirinya menjelaskan hingga saat ini tanaman buah manggis terdata di daerah itu seluas 983 hektare.
"Jika dibandingkan dengan 14 tahun yang lalu, telah terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Sebab pada tahun 2003 itu, luas tanaman buah manggis di Pessel hanya 283 hektere," katanya dikutip dari humas, Kamis (22/02/2018).
Peningkatan luas lahan buah manggis mencapai 700 hektar sejak tahun 2003 hingga saat ini, memang berkat program pengembangan budidaya yang dilakukan pemerintah melalui Disnaphorbun.
Lebih jauh dijelaskan, bahwa pasar utama manggis Pessel adalah Singapura melalui Batam. Dua wilayah ini merupakan daerah potensial untuk ekspor.
Untuk buah manggis kualitas ekspor, harga yang dipatok pedagang Rp 31 ribu hingga Rp33 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kualitas lokal harga yang dipatok adalah Rp7-8 ribu perkilogram.
"Manggis untuk ekspor tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat petani. Sehingga petani perlu diingatkan agar tetap menjaga kualitas," katanya
Dirinya menjelaskan, sejak tahun 2003 hingga saat ini, bantuan pusat yang disalurkan kepada masyarakat, mampu menambah perluasan perkebunan manggis.
Walau tanaman ini ada di semua kecamatan, namun yang dijadikan sebagai sentra buah manggis hanya tiga kecematan, diantaranya Kecamatan Sutera, Lengayang dan Linggi Sari Baganti.