Padang, Padangkita.com – Setelah sebelumnya membedah rumah seorang janda tua bernama Upiak Ketek, kini giliran rumah Ijab, seorang duda tua di Kampung Pasar Lama, Nagari Muara Air Haji.
Ijab, 67 tahun, sudah 15 tahun tinggal seorang diri di sebuah gubuk tua yang dibangunnya dengan kayu bekas. Ijab diketahui tidak memiliki anak selama pernikahannya. Bahkan dia harus menerima kenyataan pahit ditinggal istri.
Gubuk kecil Ijab hanya berukuran 2x3 meter. Semua sisi gubuknya itu terbuat dari kayu, mulai dari lantai, dinding hingga bagian atap. Untuk menangkal air hujan, bagian atas atapnya dilapisi dengan seng bekas, terpal bekas, plastik dan semua barang bekas yang menurut Ijab bisa digunakan.
Semua kayu itu sudah mulai lapuk. Sisi-sisi dinding mulai banyak yang mengelupas. Kadang disaat hujan di tengah malam, Ijab tidak bisa tidur karena harus menampung air yang mengalir dari sela-sela atap yang sudah bocor.
Tidak ada aliran listrik di rumah itu. Setiap malam Ijab hanya ditemani lampu “togok” untuk mengusir gelapnya malam. Untuk sumber air bersih, dia memanfaatkan sebuah sumur tua yang tidak jauh dari gubuknya.
“Ijab ini kesehariannya serabutan, kadang mengupas kelapa, mengusir ternak orang dari lahan warga. Ya pokonya apa yang bisa dia kerjakan, yang ringan-ringan saja, karena dia sudah tua juga. Kalau untuk makan, kadang bantuan dari warga sekitar, kalau ada uang dari hasil kerja, itu yang dipakai,” ujar Bhabinkamtibmas Polsek Linggo Sari Baganti Aipda Robertus Restu P. Gulo yang mengkoordinir bedah rumah itu, kepada Padangkita.com, Senin (20/7/2020).
Baca juga: Kisah Gubuk Upiak Ketek Jadi Rumah Layak Huni: Bermula dari Keprihatinan Bhabinkamtibmas
Rober menceritakan, bedah rumah Ijab bermula pada Senin (8/6/2020), ketika dirinya mendapat perintah dari Kapolsek Linggo Sari Baganti Iptu Hardi Yasmar. Dia disuruh berkunjung ke salah satu rumah yang ada di kampung Pasar Lama, yaitu rumah Ijab.
Merasa iba melihat kehidupan Ijab, Rober kembali mengunggah gubuk itu di akun facebook miliknya. Tak disangka, banyak warga yang bersimpati. Dari sinilah muncul rencana untuk membedah rumah Ijab.
“Ini tidak jauh berbeda dengan rumah Upiak Ketek yang beberapa bulan lalu kita bedah. Alhamdulillah, berkat dukungan warga dan pengguna facebook hingga perangkat nagari dan Polsek, kita juga lakukan bedah rumah terhadap Ijab. Kartu Keluarga (KK) nya juga kita buatkan, sehingga beliau juga dapat bantuan PKH, sebelumnya tidak pernah dapat bantuan apapun,” kata Rober.
Rumah ijab dibangun mulai tanggal 22 Juni 2020 dan selesai dalam waktu 29 hari, memakan biaya Rp23,3 juta. Kini Ijab telah bisa menghuni rumah barunya, lengkap dengan fasilitas penerangan listrik. Rumah itu secara resmi diserahkan oleh Kapolres Pessel, AKBP Cepi Noval, Senin (20/7/2020) pagi.
“Saya tidak pernah bermimpi untuk mendapat rumah seperti ini. Saya sangat berterimakasih banyak kepada semua yang telah membangun rumah ini,” ujar Ijab dalam bahasa minang.
Sementara itu, Cepi Noval mengapresiasi kepedulian anggotanya terhadap masyarakat, terutama kepada Ijab yang mendapat bantuan bedah rumah. Cepi berharap program bedah rumah ini dapat dilanjutkan ke depannya. Dia menilai, bedah rumah sangat membantu masyarakat yang memang sangat membutuhkan uluran.
“Semoga Bapak Ijap senang menerimanya serta pergunakanlah rumah ini untuk tempat tinggal dan tempat beribadah,” kata Cepi saat melakukan penyerahan kunci rumah.
Kapolsek Linggo Sari Baganti, Iptu Hardi Yasmar juga mengapresiasi anggotanya yang berinisiatif membangun rumah Ijab. Dia berharap, kemuliaan tindakan Bhabinkamtibmasnya itu dapat menjadi contoh dan suri tauladan bagi anggotanya yang lain. [mfz/pkt]