Kisah Gubuk Upiak Ketek Jadi Rumah Layak Huni: Bermula dari Keprihatinan Bhabinkamtibmas

Berita Pesisir Selatan, Rumah Upiak Ketek Punggasan Pessel

Rumah Upiak Ketek setelah dibedah (Foto: Ist)

Painan, Padangkita.com – Masih ingat dengan Upiak Ketek, 70 tahun, seorang nenek tua warga Jalan Bandes, Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel)?

Padangkita.com, Jumat (22/5/2020) lalu telah menerbitkan kisah sedih nenek itu di bawah judul “Ditinggal Suami dan Keluarga, Nenek Tua di Punggasan Pesisir Selatan Hidup Sendiri di Gubuk Reyot”.

Menjemput lagi cerita Upiak Ketek, yang tinggal seorang diri di gubuk yang berukuran 2,5 meter x 3 meter persegi. Gubuk yang dihuni Upiak Ketek selama ini tak layak disebut sebagai rumah. Dindingnya dari kayu yang sudah lapuk, atapnya dari rumbia yang bolong di mana-mana, lantainya tanah.

Tidak ada sumber air bersih di gubuk itu, apalagi penerangan listrik. Sehari-hari Upiak Ketek harus berjalan dulu ke saluran air untuk mandi, cuci dan keperluan lain.

Malam, ia hanya ditemani lampu minyak “togok”. Nasib ini telah lama dialami Upiak Ketek yang ditinggal mati suami.

Baca juga: Ditinggal Suami dan Keluarga, Nenek Tua di Punggasan Pesisir Selatan Hidup Sendiri di Gubuk Reyot

Sementara itu, untuk menumpang di rumah anak-anaknya, juga tak mungkin. Sebab, anak-anak Upiak Ketek sendiri nasibnya juga kurang beruntung.

Lampiran Gambar

Upiak Ketek (tengah), seorang nenek di Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), hidup sebatang kara di gubuk reyot. [Foto: Ist]

Berawal dari Keprihatinan Seorang Bhabinkamtibmas

Mulai Sabtu (13/6/2020), Upiak Ketek tak akan menjalani hari-hari di gubuk reyot lagi. Gubuk itu telah disingkirkan, berganti dengan rumah layak huni.

Meski tergolong sederhana, tetapi rumah baru Upiak Ketek punya sejumlah fasilitas yang ia butuhkan. Ada sumber air bersih, ada penerangan listrik, dan bangunan rumah juga sudah kokoh.

Bagaimana cerita gubuk reyot Upiak Ketek berubah menjadi rumah layak huni?

Semua bermulai dari keprihatinan Bripka Robertus Restu P. Gule, anggota polisi yang bertugas di Polsek Linggo Sari Baganti. Ia juga seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtimas) di kecamatan itu.

Robertus menceritakan, sekitar bulan April, ia mendapat perintah dari Kapolsek Linggo Sari Baganti untuk mengantarkan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) ke gubuk Upiak Ketek. Ia tak menyangka ada seorang nenek hidup di gubuk yang sangat tidak layak itu.

Beranjak dari keprihatinan, Robertus lalu membagi cerita tentang derita Upiak Ketek dalam bentuk foto dan video di laman media sosial facebook miliknya. Tak disangka, ternyata banyak sekali yang bersimpati, ingin membantu Upiak Ketek. Mulai dari mengirim sembako hingga ada yang mengirim uang.

"Rupanya banyak masyarakat merespons dan tergerak hatinya untuk mengulurkan bantuan," ujar Robertus kepada padangkita.com, Sabtu (13/6/2020).

Hingga akhirnya, Robertus mantap merencanakan pembangunan rumah layak huni untuk Upiak Ketek. Dengan mengumpulkan sejumlah uang dari donatur ditambah uang pribadinya, ia mulai membangun rumah untuk Upiak Ketek.

"Atas tingginya respons baik dari masyarakat terutama sahabat facebook, saya memutuskan untuk melakukan bedah rumah. Dengan sejumlah donasi yang sudah terkumpul , maka pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2020 dimulailah pembangunan rumah Upiak Ketek," kenang Robertus.

Pembangunan rumah layak huni untuk Upiak Ketek memakan waktu sekitar 20 hari lebih dengan biaya Rp20,23 juta. Mulai Jumat (12/6/2020) rumah baru Upiak Ketek telah bisa ia huni. Di rumah itu telah ada aliran air bersih dan listrik sebagai penarangan. Tentu, Upiak Ketek tak akan kehujanan lagi karena atap yang bocor.

"Mudah-mudahan dapat menjadi berkah bagi Upiak Ketek dan menjadi amal ibadah bagi kawan-kawan dan masyarakat lain yang telah banyak membantu. Saya harap ini tidak sampai di sini saja, masih banyak masyarakat lainnya yang membutuhkan uluran tangan kita," ungkap Robertus.

Lampiran Gambar

Rumah Upiak Ketek sebelum dan sesudah dibedah (Foto: Ist)

Kapolsek Linggo Sari Baganti Iptu Hardi Yasmar tentu saja mengapresiasi tindakan mulia yang telah dilakukan oleh salah satu anggotanya. Ia berharap sikap tersebut dapat menjadi contoh bagi seluruh anggotanya.

Dengan adanya kegiatan itu, kata Hardi, juga dapat mempererat hubungan yang humanis antara masyarakat dengan Polri.

"Yang pertama kita sangat mengapresiasi Bhabin kita, atas koordinasinya dengan masyarakat rumah itu dapat dibedah. Selanjutnya, rumah itu juga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi semangat bagi anggota lainnya," ujarnya.

Saat serah terima kunci rumah, Upiak Ketek pun terharu. Ia tak bisa bicara banyak. "Amak sangat berterimakasih kepada anak yang berdinas di Polsek (Linggo Sari Baganti)," ucap Upiak Ketek dalam bahasa minang. [mfz/pkt]


Baca berita Pesisir Selatan terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan