Padangkita.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Al Amin mengatakan rata-rata setiap hari Kota Padang menghasilkan 450 ton sampah. Jumlah itu bisa meningkat menjadi 600 ton pada saat musim buah-buahan dan hari besar Islam, seperti bulan Ramadan dan hari raya.
Al Amin melanjutkan, sampah-sampah tersebut terdiri atas sampah organik dan anorganik. Sampah berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, pasar, kantor, fasilitas umum, dan industri.
Mengingat tingginya produksi sampah di Kota Padang, pihak DLH Padang meminta kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sebelum membuang sampah ke tempat pembuangan sementara. Dengan demikian, tidak semua sampah yang dihasilkan tidak akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kita harapkan masyarakat bisa memilah dulu sampah yang akan dibuang. Sehingga sampah yang sampai ke TPA benar-benar sampah yang benar-benar tidak berguna. Ingat TPA kita punya keterbatasan. Kapasitasnya paling tidak hingga 12 tahun lagi,” ujar Al Amin, Kamis (30/11/2017).
Untuk mendukung upaya itu, Pemko Padang akan menghidupkan kembali bank sampah yang ada di 104 kelurahan di Kota Padang. Sampah hasil pilahan masyarakat, seperti botol air mineral dan plastik-plastik, yang masih bisa didaur ulang bisa ditabung di bank sampah. Tabungan itu bisa menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Pada 2018 nanti, kata Al Amin, pihak Pemko akan memberikan bantuan modal sebesar Rp10 juta kepada masing-masing bank sampah. Modal itu diberikan karena selama ini masyarakat kesulitan mencari modal awal. Modal tersebut diharapkan bisa dikembangkan oleh pengelola bank sampah.
Tidak hanya meminta masyarakat untuk memilah sampah, pihak DLH Padang juga mengaku telah melakukan pemilahan sampah sebelum diantarkan ke TPA. Sampah organik yang terkumpul tidak dibuang ke TPA melainkan diolah menjadi kompos. Rata-rata setiap hari DLH Padang bisa menghasilkan 500 kg kompos.
“Bagi masyarakat yang butuh kompos, boleh mengambilnya di DLH atau di TPA Air Dingin. Gratis,” ujarnya.