Padang, Padangkita.com – Riuh tepuk tangan di Gedung Auditorium Kampus Limau Manis, Padang, pada Sabtu (22/11/2025), terasa berbeda dari biasanya. Di tengah ribuan wisudawan Universitas Andalas (UNAND) yang dikukuhkan, sosok Frizka Kurnia Rahman menjadi pusat perhatian dan inspirasi.
Mahasiswa Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ini mencatatkan sejarah baru sebagai mahasiswa Tuli pertama yang berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana di kampus tersebut, bahkan menuntaskannya tepat waktu dalam delapan semester.
Momen wisuda ini bukan sekadar seremonial bagi Frizka, melainkan pembuktian bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih prestasi akademik. Dengan wajah berbinar, Frizka mengungkapkan rasa syukurnya bisa menuntaskan pendidikan tinggi di salah satu universitas terbaik di Sumatera Barat tersebut.
Ia berharap, pencapaiannya ini mampu menjadi obor semangat bagi penyandang disabilitas lainnya. Menurutnya, pendidikan tinggi adalah hak semua orang tanpa terkecuali.
Selama empat tahun menimba ilmu, perjalanan Frizka tentu tidak mudah. Namun, ia mengaku sangat terbantu dengan ekosistem kampus yang suportif. Fasilitas pembelajaran seperti penggunaan proyektor dan materi presentasi visual yang jelas sangat membantunya memahami materi kuliah. Selain itu, peran dosen yang komunikatif dalam memberikan rincian tugas menjadi kunci keberhasilannya.
Untuk menjembatani komunikasi sehari-hari di lingkungan akademik, Frizka menerapkan strategi adaptif. Ia kerap berinteraksi melalui tulisan atau memanfaatkan teknologi voice-to-text. Jika menghadapi situasi yang lebih kompleks, ia dibantu oleh relawan komunikasi.
Hal yang paling membahagiakan bagi Frizka adalah melihat perubahan sosial di sekitarnya. Ia mengamati bahwa minat mahasiswa dan tenaga kependidikan UNAND untuk belajar bahasa isyarat semakin meningkat. Fenomena ini dinilainya sebagai sinyal positif bagi tumbuh suburnya lingkungan pendidikan yang inklusif dan ramah disabilitas di UNAND.
Dalam pesannya kepada rekan-rekan yang memiliki keterbatasan serupa, Frizka menekankan pentingnya kepercayaan diri.
"Terus semangat, jangan takut menggapai cita-cita. Setiap orang punya kemampuan, meskipun memiliki kekurangan," ujarnya memberikan motivasi.
Apresiasi tinggi pun datang dari Rektor UNAND, Efa Yonnedi, Ph.D. Ia menegaskan bahwa keberhasilan Frizka adalah validasi atas komitmen universitas dalam memperkuat layanan inklusif. Hal ini terlihat dari penyediaan Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam acara-acara penting universitas.
"Kehadiran Juru Bahasa Isyarat pada wisuda dan berbagai acara besar seperti kuliah umum dan pengukuhan guru besar adalah wujud nyata komitmen kami sebagai kampus yang inklusif," tegas Rektor.
Lebih lanjut, Rektor berpesan kepada Frizka dan seluruh wisudawan bahwa gelar sarjana hanyalah permulaan. Ia mengingatkan agar para alumni tetap membumi dan terus berkarya.
Baca Juga: Wisuda V Universitas Andalas 2025: Teguhkan Transformasi Digital dan Inklusivitas Pendidikan
"Ijazah yang kalian genggam adalah kunci pembuka, bukan tanda titik akhir. Tetaplah bangga menjadi bagian dari UNAND. Jadilah alumni yang menjaga nama baik almamater, tetap rendah hati, dan terus menjalin hubungan dengan kami melalui jejaring alumni, tracer study, serta kontribusi nyata," pungkas Efa Yonnedi menutup sambutannya. [*/hdp]
