Waspada Kanker Kulit: Kenali Jenis, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya Bersama Dokter Spesialis SPH

Waspada Kanker Kulit: Kenali Jenis, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya Bersama Dokter Spesialis SPH

Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi Semen Padang Hospital (SPH), dr. Resya I Noer. {Foto: IST]

Padang, Padangkita.com - Penyakit kulit seringkali dianggap remeh, padahal kondisi ini berpotensi berkembang menjadi penyakit serius seperti kanker kulit. Mengenali jenis, faktor risiko, dan cara pencegahannya menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan kulit kita. Untuk memahami lebih jauh, mari simak penjelasan mendalam dari Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi Semen Padang Hospital (SPH), dr. Resya I Noer.

Menurut dr. Resya I Noer, penyakit kulit bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele karena dampaknya bisa sangat merugikan dan pada kasus tertentu, dapat berkembang menjadi kanker kulit. Kanker kulit sendiri merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada organ kulit.

Ada tiga jenis kanker kulit yang paling banyak ditemui, yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna. Dr. Resya merincikan karakteristik masing-masing jenis:

  • Karsinoma Sel Basal: Merupakan tumor ganas yang berasal dari lapisan teratas kulit (epidermis). Tumor ini cenderung tumbuh secara lambat dan bersifat invasif secara lokal, artinya jarang menyebar ke organ tubuh lain. Gejalanya seringkali berupa benjolan yang mirip tahi lalat, mudah berdarah, dan paling sering muncul di area tubuh yang kerap terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, kulit kepala, dan telinga.
  • Karsinoma Sel Skuamosa: Tumor ganas ini dapat terlihat sebagai bercak atau benjolan dengan permukaan yang kasar, kemerahan, atau bersisik. Seperti karsinoma sel basal, jenis ini juga paling sering ditemukan di area kulit yang terpapar sinar matahari, termasuk wajah, leher, punggung, lengan bagian atas, dan punggung tangan.
  • Melanoma Maligna: Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, melanoma maligna berasal dari melanosit (sel pigmen kulit). Tumor ini dikenal sebagai salah satu jenis tumor yang paling ganas karena memiliki risiko penyebaran (metastasis) ke organ lain yang sangat tinggi.

Faktor Risiko Kanker Kulit

dr. Resya menjelaskan bahwa kemunculan kanker kulit dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Paparan Lingkungan: Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari menjadi faktor risiko utama. Selain itu, pajanan radiasi ionisasi dan pajanan terhadap karsinogen lingkungan tertentu juga berperan.
  • Kondisi Prakanker dan Riwayat Medis: Adanya lesi prakanker seperti keratosis aktinik dan penyakit Bowen meningkatkan risiko. Riwayat imunosupresi, baik akibat transplantasi organ maupun penggunaan obat-obatan imunosupresif (seperti azatioprin, siklosporin), serta riwayat penggunaan obat fotosensitisasi (doksisiklin, fluoroquinolon, triazol) dan terapi target (inhibitor BRAF, inhibitor tirosin kinase) juga menjadi faktor risiko.
  • Riwayat Luka dan Inflamasi Kulit: Riwayat luka bakar atau pajanan panas yang lama, adanya skar (jaringan parut), lupus diskoid, lichen ruber mucosae, liken sklerosis, lupus vulgaris, riwayat ulkus kronik, atau dermatosis inflamasi kronis dapat meningkatkan kerentanan.
  • Infeksi dan Genetik: Riwayat infeksi human papilloma virus (HPV) dan adanya kondisi genodermatosis (gangguan kulit yang diturunkan seperti albinism, xeroderma pigmentosum, porokeratosis, dan epidermolisis bulosa) juga merupakan faktor risiko.

Selain faktor-faktor medis dan lingkungan tersebut, karakteristik personal dan riwayat keluarga juga memegang peranan penting.

"Karakteristik personal dengan mata berwarna biru, rambut pirang atau merah, kulit pucat, riwayat terbakar matahari, kulit bercak (freckles), riwayat nevi melanositik (tahi lalat) jinak atau displastik dengan jumlah lesi menunjukkan korelasi yang lebih kuat daripada ukuran, dan keadaan imunosupresi (misalnya, pasien pasca transplantasi, pasien dengan penyakit hematologi)," jelas dr. Resya.

Ia menambahkan, riwayat pajanan matahari yang cukup lama, sindrom nevus atipikal (kondisi dengan banyak tahi lalat yang bentuknya tidak biasa), penggunaan tanning bed (alat pemercepat penggelapan kulit dengan sinar UV), dan status sosial ekonomi juga menjadi hal yang berpengaruh kuat terhadap risiko kanker kulit.

Deteksi Dini Melalui "Sakuri"

Mengingat ancaman kanker kulit, deteksi dini menjadi sangat penting. Dr. Resya menganjurkan metode mudah yang bisa dilakukan di rumah, yaitu "Sakuri" atau Periksa Kulit Sendiri. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Periksa seluruh bagian depan dan belakang tubuh Anda menggunakan cermin. Lanjutkan dengan memeriksa sisi kanan tubuh sambil mengangkat tangan.
  2. Tekuk siku dan periksa dengan seksama area lengan, ketiak bagian atas, hingga telapak tangan.
  3. Lihat punggung kaki, sela-sela jari kaki, dan telapak kaki Anda.
  4. Gunakan cermin tangan untuk memeriksa area punggung, leher, dan kulit kepala yang sulit dijangkau.
  5. Terakhir, periksa kembali area bokong dengan bantuan cermin tangan.

Mencegah paparan berlebih terhadap faktor risiko adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari kanker kulit. Berikut adalah langkah pencegahan yang direkomendasikan:

  • Cari Tempat Teduh: Jika memungkinkan, hindari paparan sinar matahari langsung dengan mencari tempat berteduh, terutama antara pukul 10 pagi hingga 2 siang, saat intensitas sinar UV paling kuat.
  • Gunakan Pakaian Pelindung: Kenakan pakaian yang dapat melindungi kulit dari sinar matahari, seperti baju berlengan panjang dan topi lebar.
  • Aplikasikan Tabir Surya: Gunakan tabir surya spektrum luas dengan Sun Protection Factor (SPF) minimal 30 atau lebih. Oleskan merata di seluruh area kulit yang terpapar sinar UV, termasuk wajah, leher, telinga, lengan, dan kaki, bahkan saat cuaca mendung.
  • Ulangi Aplikasi Tabir Surya: Pastikan untuk mengoleskan kembali tabir surya setiap 2 jam, atau lebih sering jika Anda berkeringat atau berenang.
  • Hindari Tanning Bed: Jauhi penggunaan alat tanning bed karena memancarkan sinar UV yang merusak kulit dan meningkatkan risiko kanker.
  • Konsultasi Rutin: Lakukan konsultasi dan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika. Pemeriksaan profesional dapat membantu mendeteksi dini kondisi kulit yang mencurigakan.

Mengenali jenis kanker kulit, memahami faktor risikonya, serta aktif melakukan deteksi dini dan pencegahan adalah langkah-langkah penting untuk melindungi diri dari ancaman penyakit ini. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kesehatan kulit dapat terjaga lebih optimal. "Jangan ragu berkonsultasi dengan profesional medis di Semen Padang Hospital jika menemukan perubahan mencurigakan pada kulit," pungkasnya. [*/hdp]

Baca Juga

Semen Padang Hospital Tingkatkan Akses Layanan Cuci Darah, Tambah Shift Ketiga Beroperasi Hingga Pukul 00.00 WIB
Semen Padang Hospital Tingkatkan Akses Layanan Cuci Darah, Tambah Shift Ketiga Beroperasi Hingga Pukul 00.00 WIB
Jangan Tunggu Sakit! Semen Padang Hospital Ajak Masyarakat Lakukan Medical Check-Up Berkala
Jangan Tunggu Sakit! Semen Padang Hospital Ajak Masyarakat Lakukan Medical Check-Up Berkala
Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di SPH naik dua kali lipat pasca lebaran.
Lebih Cepat Sembuh dengan Bedah Minimal Invasif di Semen Padang Hospital
Psikolog SPH Ungkap Kunci Jaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Era Digital
Psikolog SPH Ungkap Kunci Jaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Era Digital
SPH Berikan 'Kado' Kesehatan untuk Pemudik Lebaran di Bandara Minangkabau
SPH Berikan 'Kado' Kesehatan untuk Pemudik Lebaran di Bandara Minangkabau
Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di SPH naik dua kali lipat pasca lebaran.
Siaga Lebaran, Semen Padang Hospital Tingkatkan Layanan dan Beri Tips Mudik Aman