Padang, Padangkita.com - Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu menyampaikan rencana pemangkasan bandara berkategori internasional dari 32 bandara menjadi 14 sampai 15 bandara saja.
Dirinya menyebut pemangkasan tersebut merupakan keputusan bersama antara Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan yang direstui oleh Presiden Joko Widodo.
Tujuan pemangkasan itu untuk meningkatkan pergerakan domestik dan meningkatkan mobilitas perjalanan wisata dalam negeri.
Terkait wacana tersebut, Ketua DPD Kesatuan Tour Travel Haji dan Umrah Republik Indonesia (KESTHURI) Sumbar Adrian Darmawan menanggapi secara positif, namun dirinya berharap Bandara Internasional Minangkabau (BIM) tidak termasuk salah satunya.
"Kami menanggapinya secara positif karena memang banyak bandara internasional di Indonesia ini yang sangat sedikit atau bahkan tidak dihampiri oleh airlines yang rute penerbangannya ke luar negeri. Namun kami berharap BIM tidak termasuk salah satunya." ujar Direktur PT. Sianok Indah Holiday tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan ada dua kerugian besar jika status Internasional Bandara Minangkabau dicabut, pertama dari sisi umrah dan haji lalu juga pariwisata.
"Saat ini BIM merupakan salah satu bandara yang punya penerbangan langsung Padang-Madinah. Apabila status internasionalnya dicabut, maka jamaah kembali harus transit ke kota lain untuk berangkat umrah/haji. Hal ini akan menyebabkan kembali membengkaknya biaya perjalanan ibadah umrah," paparnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, dengan adanya transit juga akan memakan waktu yang lebih lama untuk jemaah umrah sampai ke Saudi.
"Selain itu perjalanan transit ini juga sangat melelahkan sehingga berpotensi mengganggu kesehatan jamaah bahkan sebelum sampai ke Saudi. Ditambah lagi apabila transitnya harus menginap, maka biaya akan semakin besar," jelasnya.
Sementara itu, dari sisi pariwisata. pihaknya menilai wacana pencabutan status internasional Bandara Minangkabau akan menjadi sebuah masalah serius, karena saat ini pemerintah tengah ingin meningkatkan jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumatra Barat.
"BIM merupakan salah satu bandara yang terbanyak penerbangannya dari Kuala Lumpur. dimana Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) merupakan bandara yang sangat banyak penerbangan internasionalnya dari berbagai negara yang berpotensi besar mendatangkan wisatawan asing ke Sumatra Barat." sambungnya.
Baca Juga : Kembali Buka Penerbangan Langsung Padang - Madinah, Lion Air Bawa 432 Jemaah Umrah
Menurutnya, bila penerbangan internasional dihapuskan maka para wisatawan asing ini akan beralih ke kota lain di mana mereka bisa terbang langsung dari Kuala Lumpur. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News