Beberapa pekan setelah SK PMO keluar, kata Iswandi, dibuatlah tiga subtim PMO. Pertama, subtim perekonomian pariwisata Sumbar, subtim optimalisasi aset-aset BUMN di Sumbar dan sub tim legalitas.
“(Subtim ini) karena ada beberapa aset yang perlu diselesaikan legalitasnya, khususnya di Sawahlunto,” katanya yang menyebut PMO memiliki waktu kerja sampai 31 Desember 2021.
Iswandi memastikan, tim sudah bekerja sejak Agustus dengan sub tim kecil pariwisata dna telah mencoba membuat bundling (paket bersama) pariwisata.
Setelah didiskusikan dengan Kadis Pariwisata Sumbar, didapat 19 destinasi wisata. Akhirnya, dijadikan lima destinasi superprioritas, yaitu Mandeh di Pessel, Sawahlunto, Bukittinggi, Payakumbuh dan Pariaman.
“Dari sini, kita sudah melahirkan dua paket bundling yang hari ini sudah diselesaikan kunjungan 4 hari 3 malam di Sumbar. Tim PMO ini sudah lebih besar lagi. Kami juga sudah undang ketiga sub tim. Sudah diskusi dan dua hari terakhir sudah kujungan ke destinasi,” ungkapnya.
Untuk memaksimalkan kunjungan, kata Iswandi, tim dibagi dua. Mulai dari Sawahlunto, Gunung Talang sampai Danau Kembar Solok. Dan satu lagi ke Bukittinggi, Lembah Harau, Kelok 9.
“Sebelum berangkat, kami berkumpul di Indarung 1 di Padang. Ternyata, ini heritage yang layak diangkat. Sebagai pabrik semen pertama, terbesar di Asia Tenggara 1910. Ini bisa dijadikan wisata heritage juga. Menunjukkan, industri telah berlangsung di Sumbar sejak 100 tahun yang lalu,” paparnya.Dijelaskan Iswandi, setelah mendapatkan banyak data dan merangkumnya, tim akan kembali ke Jakarta. Dijadwalkan, pada hari ulang tahun Kota Sawahlunto 1 Desember 2021 PT KAI (Kereta Api Indonesia) sudah bisa mengoperasikan kereta wisata dari Sawahlunto ke Muaro Kalaban. Selanjutnya tim aset sudah melakukan kajian, apa saja aset yang sudah bisa dioptimalisasi. Mengubah fungsi untuk meningkatkan manfaatnya. Seperti bangunan yang diubah jadi hotel, restoran dan lainnya.
“Untuk menambah destinasi wisata internasional di Sumbar, diharapkan 1 Desember 2021, PMO Pariwisata sudah bisa memberikan program kerja yang dikaitkan dengan kalander iven Sumbar. Jadi pada 2022 kita sudah punya Calender of Ivent Sumbar yang bersinergi dengan BUMN,” ujarnya.
Disebutkannya, PMO terdiri sejumlah BUMN seperti PT Semen Padang, PT Bukit Asam, PT KAI, Pelindo II, Angkasa Pura II dan Hotel Indonesia Natur.
“Tugasnya membundling paket wisata yang menarik, baik keluarga, edukasi atau bisnis lain. Wisata Sumbar selain untuk tujuan leisure atau waktu senggang, juga untuk pendidikan, sampai MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions) dan kegiatan kongres lainnya. Fasilitas hotel di Padang sudah mencukupi. Bahkan bisa menampung 3 ribu orang,” ulas Iswandi.
Lalu, Kadis Pariwisata Sumbar, Novrial menyebutkan, PMO Pariwisata ini sangat membantu Pemprov Sumbar memulihkan ekonomi dari sektor wisata. Apalagi, kata Novrial, selama ini pariwisata hanya benar-benar didorong atau diinisiasi oleh Dinas Pariwisata saja.
“Sekarang ada Kementerian BUMN yang membantu, karena ada kepentingan BUMN yang sejalan dengan kita. BUMN bangun hotel, kita butuh hotel. BUMN hidupkan rel KA, kita butuh daya tarik ikonik perjalanan eksklusif, Pemko Sawahlunto butuh lahan, sementara BUMN ada lahan yang bisa dipakai,” ujar Novrial.
Baca juga: Andre Rosiade Usul ke Erick Thohir Agar Aset dan Lahan BUMN Jadi Rumah Sakit Darurat
Target jangka Panjang program ini, jelas Novrial, bisa menghidupkan kereta api kembali. Target jangka menengah, menghidupkan aset, serta target jangka pendek secepatnya membangun kembali industri pariwisata.
“Karena itu ada paket bundling pariwisata, mulai dari pesawat, hotel dan jalur kereta api,” katanya. [adv]