Padang, Padangkita.com - Pemindahan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang dari Gedung Bagindo Aziz Chan ke Kampus Universitas Bung Hatta (UBH) demi pembangunan Youth Center, menuai kritik.
Aktivis budaya Yeyen Kiram menyayangkan Pemerintah Kota (Pemko) Padang atas kebijakan tersebut.
"Pembangunan Youth Center positif. Menambah ruang kreativitas bagi anak-anak sekarang. Yang kita sesalkan mengapa harus memindahkan Dinas Pendidikan yang menyangkut hajat banyak orang," ujarnya saat berbincang kepada Padangkita.com, Rabu (9/2/2022).
Yeyen menilai, seharusnya pembangunan gedung Disdikbud diprioritaskan karena bangunannya sudah hancur sejak gempa 2009 lalu.
"Dinas Pendidikan gedungnya sudah hancur sejak gempa dan belum dibangun. Selalu menumpang. Alasannya pemerintah belum ada anggaran membuat gedung baru. Tetapi, Youth Center yang idenya baru, bisa dibangun," ujar dia.
Yeyen juga menyayangkan pembangunan Youth Center menghilangkan nama Bagindo Aziz Chan yang sudah melekat sebagai nama gedung sejak puluhan tahun.
"Ini menghilangkan nilai sejarah. Okelah bangunannya diganti jadi Youth Center. Namun, setidaknya nama Bagindo Aziz Chan tetap bisa diabadikan untuk merawat ingatan," imbuh dia.
Seperti diketahui, pembangunan Youth Center telah dimulai dan diresmikan Wali Kota Hendri Septa pada Senin (7/2/2022) lalu.
Youth Center merupakan salah satu program unggulan Hendri Septa setelah dilantik menjadi wali kota definitif pada 7 April 2021.
Rencana awalnya, Youth Center akan dibangun di setiap kecamatan Kota Padang. Namun, akhirnya Youth Center hanya dipusatkan di satu lokasi dengan menyulap Gedung Bagindo Aziz Chan.
Di sisi lain, pembangunan Youth Center memunculkan kekhawatiran akan hilangnya nilai sejarah Gedung Bagindo Aziz Chan. Pasalnya, Gedung Bagindo Aziz Chan dianggap sebagai bangunan bersejarah.
Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya Disdikbud Kota Padang, Marshalleh Adaz mengatakan, anggapan tersebut tidak benar.
"Kita tegaskan itu bukan bangunan bersejarah," kata dia.
Pria yang akrap disapa Ad itu menjelaskan, memang dulu pernah berdiri bangunan peninggalan kolonial Belanda di samping Gedung Bagindo Aziz Chan yang berdiri sekarang.
"Posisinya di tanah kosong di samping gedung. Bangunannya dihancurkan pasca-gempa bumi 2009 karena sudah rusak," jelas dia.
Ad melanjutkan, pembangunan Youth Center tidak menghancurkan Gedung Bagindo Aziz Chan yang sudah ada.
Baca juga: Pemko Padang Seriusi Keberadaan ‘Youth Centre’
"Hanya mengganti eksterior. Bagian dalamnya tetap dipertahankan. Istilahnya ganti casing," katanya.
Terkait penamaan Gedung Youth Center, pihaknya akan mengusulkan agar Bagindo Aziz Chan tetap dipakai.
"Kami melalui unsur pimpinan akan sampaikan saran kepada Pak Wali," jawabnya. [den/pkt]