Universitas Andalas Kukuhkan Dua Guru Besar, Salah Satunya Guru Besar Pertama Ilmu Politik 

Universitas Andalas Kukuhkan Dua Guru Besar, Salah Satunya Guru Besar Pertama Ilmu Politik 

Pengukuhan Dua Guru Besar Universitas Andalas yakni Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE, MM sebagai Guru Besar tetap dalam bidang ilmu Manajemen Pemasaran dan Prof. Dr. Asrinaldi, M.Si sebagai Guru Besar tetap dalam bidang ilmu politik. [Foto : Padangkita]

Padang, Padangkita.com - Universitas Andalas mengukuhkan dua Guru Besar tetap dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Gedung Convention Hall Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatra Barat, Senin (15/5/2023).

Kedua Guru Besar tersebut yakni Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE, MM sebagai Guru Besar tetap dalam bidang ilmu Manajemen Pemasaran dan Prof. Dr. Asrinaldi, M.Si sebagai Guru Besar tetap dalam bidang ilmu politik.

Pengukuhan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini juga dihadiri Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy, Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka dan Guspardi Gaus.

Pengukuhan guru besar tersebut, ditandai dengan pemasangan kalung kehormatan oleh Ketua Dewan Profesor Prof. Marlina, yang disaksikan langsung oleh Ketua Senat Akademik Prof. Syafrizal Sy, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Efa Yonedi,Dekan Fakultas ISIP Azwar dan Sekretaris Dewan Profesor Prof. Erwin.

Dalam pengukuhan ini, Prof Asrinaldi menyampaikan orasi ilmiahnya Tentang Eksistensi Partai Politik Dalam Keberagaman Identitas Bangsa Serta Dampaknya pada Penguatan Demokrasi Pancasila di Indonesia.

Menurutnya tema ini sangat relavan dengan kondisi politik sekarang, apalagi mendekati Pemilu pada 14 Februari 2024, isu politik identitas akan menjadi salah satu masalah yang akan menyertai setiap tahapan Pemilu yang dilaksanakan.

"Politik Identitas menjadi salah satu variabel yang menyebabkan demokrasi hari ini defisit dan mengalami kemunduran," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, satu dekade terakhir, demokrasi kita telah diwarnai dengan isu-isu identitas yang ikut menjadi perbincangan publik sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan pemerintah.

"Sebenarnya, kemunculan isu-isu identitas ini membawa paradoks bagi perkembangan demokrasi Indonesia. Di satu sisi, Indonesia dibangun dari keberagaman yang memang dapat tempat dalam konstitusi. Namun, di sisi lain, demokrasi ini menjadi salah satu faktor konflik yang ada dalam masyarakat." sambungnya.

Ia mengungkapkan, sejarah sudah membuktikan, kehancuran sebuah negara dimulai dengan menguatnya identitas-identitas etnis, suku, ras dan agama yang dipolitasi untuk kepentingan kekuasaan belaka.

"Realita inilah harus dipahami oleh elite politik dan massa pendukung yang untuk tidak bermain-main dengan politik identitas, apalagi memenangkan pemilu. Walaupun pemilu adalah sarana untuk rakyat memilih elite dalam kerangka pembentukan kepemimpinan, namun tidak berarti rakyat harus dimanipulasi dengan isu-isu identitas sempit yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan," pungkasnya.

Sementara itu, Prof Ratni menyampaikan orasi ilmiah terkait dengan Inovasi Pemasaran Berbasis Kearifan Lokal : Suatu Terobosan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Industri Kreatif.

Menurutnya inovasi pemasaran berbasis kearifan lokal untuk pengembangan UMKM pada industri kreatif sangatlah penting dampaknya dalam meningkatkan kinerja UMKM.

"Inovasi pemasaran merupakan perubahan inovatif dimana melibatkan penerapan metode pemasaran baru seperti adanya perubahan baru atau signifikan dalam desain produk dan kemasan, promosi, penempatan produk (distribusi) serta metode penetapan harga." ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, faktor-faktor pendorong inovasi pemasaran yaitu budayai novasi, inovasi organisasi, orientasi pasar, orientasi pembelajaran dan orientasi kewirausahaan.

"Inovasi pemasaran memiliki dampak positif pada inovasi produk, kinerja pemasaran, kinerja keuangan, kinerja pelanggan, dan kinerja proses bisnis internal. Pengembangan UMKM melalui inovasi pemasaran berbasis kearifan lokal memerlukan peran pihak berkepentingan (sebagai institutional support) dan dukungan digital marketing di masa yang akan datang," pungkasnya.

Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri mengemukakan pengukuhan guru besar ini tidak hanya bersifat seremonial akademik, tetapi dibalik itu juga terkandung simbol kemajuan dan peningkatan kualifikasi Dosen.

“Atas jabatan akademik tertinggi yang telah disandang, tentunya juga tertumpang harapan agar terus mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk kemajuan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi,” ujarnya.

Ia berharap kepada guru besar yang baru saja dikukuhkan untuk terus berkarya mewujudkan cita-cita menjadikan Universitas Andalas sebagai universitas yang betul-betul menebar manfaat bagi kejayaan bangsa.

Baca JugaAsrinaldi Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Politik, Profesor Politik Pertama di Sumatra Barat 

Di samping itu, pengukuhan ini diharapkannya juga dapat menyemangati dan mendorong dosen-dosen yang sudah ditetapkan sebagai guru besar agar juga menyegerakan untuk melaksanakan pengukuhan. [hdp]

Baca Juga

Punya Rekor MURI Wagub Gelar Akademik Terbanyak, Audy Tambah lagi Magister Ilmu Politik
Punya Rekor MURI Wagub Gelar Akademik Terbanyak, Audy Tambah lagi Magister Ilmu Politik
Tingkatkan Kompetensi dan Soliditas, Unand Gelar Capacity Building
Tingkatkan Kompetensi dan Soliditas, Unand Gelar Capacity Building
Indosat Ooredoo Hutchison Bekali Mahasiswa Andalas untuk Jadi Pemimpin Digital Masa Depan
Indosat Ooredoo Hutchison Bekali Mahasiswa Andalas untuk Jadi Pemimpin Digital Masa Depan
BNI Hadirkan Banking Cafe Modern dan Edukatif di Universitas Andalas
BNI Hadirkan Banking Cafe Modern dan Edukatif di Universitas Andalas
Universitas Andalas Raih Prestasi Internasional, Masuk Peringkat Top 250 THE ISR 2025
Universitas Andalas Raih Prestasi Internasional, Masuk Peringkat Top 250 THE ISR 2025
Unand dan Pemko Padang Bersatu Lawan Stunting dengan VCO
Unand dan Pemko Padang Bersatu Lawan Stunting dengan VCO