Dermaga nelayan di Teluk Mandeh. (Foto: dok. PadangKita)
PadangKita – Perusahaan pendanaan dan investasi yang berbasis di London, Baracca Ltd direncanakan segera berkunjung Sumatera Barat, untuk melihat potensi investasi terutama di sektor pariwisata.
“Kita tawarkan investasi pariwisata, juga peluang lain di energi terbarukan, infrastruktur dan perikanan,” kata Maswar Dedi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumbar, Jumat (14/4/2017) lalu.
Ia menyebutkan perusahaan yang berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab itu menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di Sumbar, setelah pertemuan CEO Baracca Ltd Frid Razale dengan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di London, akhir bulan lalu.
Peluang investasi yang ditawarkan adalah sektor pariwisata. Maswar menuturkan, ada tiga destinasi yang menjadi unggulan untuk investasi, yakni Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan, KWT Gunung Padang di Kota Padang dan sejumlah kawasan di Kepulauan Mentawai.
Di luar tiga kawasan itu, tidak menutup kemungkinan pula untuk investasi pengembangan pariwisata di daerah lainnya. Sebab, seluruh kabupaten di Sumbar memiliki potensi wisata unggulan untuk dikembangkan.
Selain wisata, potensi energi terbarukan, baik itu panas bumi maupun energi tenaga mikrohidro juga ditawarkan kepada investor tersebut.
“Mereka sudah merencanakan ke Sumbar dalam waktu dekat, dan akan kita perlihatkan potensi yang dimiliki Sumbar,” ujarnya.
Pemprov menargetkan nilai investasi yang masuk selama 2017 mencapai Rp6,5 triliun, jauh lebih tinggi dari target tahun lalu yang hanya Rp3,5 triliun.
Investasi yang berasal dari penanaman modal asing dan dalam negeri diprioritaskan di bidang pariwisata, energi terbarukan, infrastruktur, dan perikanan.
Sementara itu, Nasrul Abit meminta pemda mempercepat rencana pengembangan kawasan wisata di masing-masing daerah untuk disinergikan pengembangannya bersama provinsi, karena adanya patungan anggaran.
“Hanya pemda yang siap yang kita kembangkan pariwisatanya,” tegas Nasrul.
Ia mengatakan provinsi memberikan sharing atau patungan anggaran sekitar 40 persen untuk pengembangan kawasan wisata di daerah.
