Jakarta, Padangkita.com - Persebaran virus corona (covid-19) sudah masuk ke titik serius. Banyak sektor kehidupan yang terdampak secara langsung atau pun tidak akibat penyebaran pesat wabah tersebut.
Sektor ekonomi tampaknya menjadi sektor yang cukup besar merasakannya, betapa tidak, Tiongkok, dimana virus ini pertama kali menyebar, merupakan raksasa ekonomi global. Negeri tirai bambu ini merupakan produsen sekaligus konsumen terbesar global dengan GDP pada tahun 2018 mencapai USD 13.6 triliun.
Indonesia pun demikian, menurut Kepala Pusat Penilitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, perekenomian Indonesia mengalami pelemahan akibat wabah virus corona, terlebih adanya kebijakan pemerintah tentang pembatasan ekspor-impor ke Tiongkok.
Berbagai sektor perekonomian diprediksi akan mengalami sejumlah kontraksi. Sektor perdagangan misalnya, lebih dari 495 jenis komoditas dengan tujuan ekspor Tiongkok akan berimbas. Sementara sekitar 499 jenis barang impor dari Tiongkok diperkirakan akan menyusut atau bahkan menghilang dari Indonesia.
Baca juga: Virus Corona Seret Harga Minyak Dunia
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tentu sangat berpotensi ikut terdampak, kegagalan ekspor barang yang telah diproduksi membayanginya. Untuknya LIPI meminta pemerintah agar memberikan kelonggaran bagi UMKM.
"Pemerintah, khususnya OJK agar memberikan kelonggaran jatuh tempo kredit bagi UMKM yang berpotensi terdampak dari pelemahan ekonomi tersebut," jelasnya.
Selain itu, sektor pariwisata pun memiliki potensi terdampak yang cukup besar, kerugian pendapatan devisa mencapai 2 milyar dolar AS.
"Angka tersebut dari hasil hasil simulasi berdasarkan perhitungan catatan 2019, ada 2 juta turis asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia dengan rata-rata lama tinggal 6 hari dan menghabiskan 157 dolar per orang per hari,” terang peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Panky Tri Febiansyah.
Angka pertumbuhan ekonomi nasional yang dipredisksi sebesar 5,04% tahun 2020 itu pun dinilai sulit untuk dicapai.
Agus menjelaskan, hasil perhitungan menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi sebesar 0,19 persen hingga 0,29 persen.
“Pertumbuhan akan berada di angka 4,84 persen untuk kasus moderat dan hanya mencapai 4,74 persen jika kepanikan terus meluas,” ungkapnya.
LIPI berharap pemerintah segera mempersiapkan langkah strategi untuk mengurangi dampak negatif pelemahan dan sejumlah blokade perdagangan akibat wabah tersebut.
“Sejumlah langkah strategis harus dipersiapkan guna mereduksi potensi dampak negatif pelemahan perekonomian dan sejumlah blokade perdagangan akibat wabah COVID-19 ini,” tutupnya. (*/PKT-29).