Meriahnya Perayaan Ultah Putri Mahkota Belanda di Padang

Meriahnya Perayaan Ultah Putri Mahkota Belanda di Padang

Putri Juliana Louise Emma Marie Wilhelmina (Foto: Fd.nl)

Padangkita.com - Upacara peringatan hari kelahiran atau ulang tahun ke 18 putri mahkota kerajaan Belanda, Juliana Louise Emma Marie Wilhelmina pernah dirayakan secara meriah di Kota Padang. Laporan tersebut berdasarkan catatan majalan Pandji Poestaka tahun 1927 yang merujuk pada Sinar sumatra.

Pesta perayaan peringatan ulang tahun ke 18 tersebut digelar pada 29 -30 April 1927 di sejumlah tempat. Salah satu perayaan hiburan di lapangan Imam Bonjol atau Plein van Rome.

Dari laporan yang diterbitkan tersebut dinyatakan bahwa perayaan kelahiran ratu Juliana di Padang dilaksanakan dengan meriah. Kemeriahan tersebut diperkirakan juga terjadi di seluruh wilayah jajahan Belanda zaman itu.

Putri Juliana merupakan anak tunggal dari ratu Wilhelmina dan Pangeran Hendrik. Ratu Wilhelmina beberapa kali mengalami keguguran. Namun kelahiran anak satu-satunya, Juliana pada tanggal 30 April 1909 di Istana Noordeinde, Den Haag, menjadi obat penawar setelah perkawinan 8 tahun.

Pada 6 September 1984, Ratu Wilhelmina digantikan oleh ratu Juliana. Beliau memerintah sampai tanggal 30 April 1980. Ratu Juliana dan suaminya, Pangeran Bernhard pun pernah berkunjung ke Indonesia.

Tahun 1972 Ratu Juliana datang berkunjung ke Indonesia. Dalam lawatannya tersebut, ratu Juliana membawakan kembali naskah manuskrip Kakawin Nagarakretagama yang telah lama berada di Belanda. Naskah bersejarah yang terbuat dari daun lontar tersebut diambil oleh KNIL tahun 1894. Naskah tersebut berasal dari kerajaan di Lombok dan diambil waktu Belanda menyerang dan menaklukkan daerah tersebut.

Dirinya juga menjadi bagian penting dari pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia. Ratu Juliana akhirnya mau mengakui keberadaaan dan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah selesainya Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksankan di Belanda tahun 1949.

Selain memikirkan urusan politik, Ratu Juliana juga disibukan dengan beragam kegiatan sosial. Ratu Juliana meninggal dunia pada usia 94 tahun pada tahun 2004 di Istana Soestdijk di Baarn, Belanda.

Adapun laporan mengenai perayaan kelahiran Putri Julianan, dikutip dari catatn dosen dan peneliti Universitas Leiden, Suryadi Sunuri adalah:

“Berhoeboeng dengan hari lahirnja j. m. m. toean Poeteri Juliana, di Padang soedah diadakan keramaian, dimoelaï dengan Oranje Bal di Societeit “De Eendracht” pada petang Djoemahat 29 April. Pagi-pagi pada 30 April Revelle, sesoedah itoe oepatjara sembahjang digerédja, mesdjid dan kelenting; poekoel 11 “Matinze di societeit “Ons Genoegen”. Soré permainan anak-anak di Plein van Rome dan malamnja ditoetoep dengan receptie di gedoeng Resident. (Sin. Sum.).” (Laporan majalah Pandji Poestaka, No. 37, Tahoen V, 10 Mei 1927: 604 [Kroniek]), merujuk Sinar Sumatra).

Baca Juga

Sumatera Barat Rilis Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Sumatera Barat Rilis Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pembangunan Sumbar Era Prabowo dari Perspektif Kolaborasi Politik: 'Manjuluak' dan 'Maelo'
Pembangunan Sumbar Era Prabowo dari Perspektif Kolaborasi Politik: 'Manjuluak' dan 'Maelo'
Nobar Film 'Sadang di Bawah', Mahyeldi Dukung Industri Kreatif Lokal Minang
Nobar Film 'Sadang di Bawah', Mahyeldi Dukung Industri Kreatif Lokal Minang
Gubernur Mahyeldi Dorong Petani Sumbar Manfaatkan Perhutanan Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan
Gubernur Mahyeldi Dorong Petani Sumbar Manfaatkan Perhutanan Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan
Roberia Apresiasi Seminar tentang Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau
Roberia Apresiasi Seminar tentang Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau
Mahyeldi-Vasko Tegaskan Komitmen untuk Sektor Pertanian Rendah Emisi
Mahyeldi-Vasko Tegaskan Komitmen untuk Sektor Pertanian Rendah Emisi