Padangkita - Jelang bulan suci Ramadan, masyarakat Nagari Sungai Lansek, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, menggelar tradisi tahunan yang disebut dengan Bakauh (Bakatompat).
Apa yang menarik dari tradisi ini? Jika kebiasaan kaum muslim di berbagai daerah adalah penyucian diri masing-masing, misal dengan balimau sungai atau membersihkan dan berdoa di makam keluarga, maka di Sungai Lansek, masyarakat (komunal) melepas nazar bersama-sama di makam yang mereka anggap ‘keramat’
Keramat di sini dalam artian, makamnya seorang nenek moyang yang diyakini ahli pertanian.
Bakauh (bakatompat), digelar kemarin, di mana masyarakat dari pelbagai suku berkumpul di makam tompat (tempat) Koto Tuo Nagari Sungai Lansek.
Saat ditemui Tim Media KKI Warsi, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN),Syafri Antoni Datuak Kayo menyatakan, tempat berkumpul masyarakat yang umumnya petani adalah di makam nenek moyang yang keramat (ahli pertanian) yang ilmunya diturunkan dari generasi ke generasi.
“Tradisi Bakauh (Bakatompat) ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Sungai Lansek,” ujarnya disela-sela pergelaran tradisi tersebut.
Di makam tersebut, Syafri menjelaskan, masyarakat melepas nazar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Nazar cucu keponakan atas rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rezeki, kesehatan, ketentraman dan panen berlimpah,” ujarnya.
Tradisi Bakauh (bakatompat), katanya, sebagai bentuk rasa syukur anak, cucu, keponakan dan masyarakat Sungai Lansek.
“Ini bagian mendoakan nenek moyang yang telah banyak berjasa bagi generasi penerus Nagari Sungai Lansek,” jelasnya.
Kegiatan yang dipimpin Syafri Antoni Datuak Kayo, Herman Datuak Tambun Daro, Datuak Rajo Panglimo, Datuak Rajo Bandor dan niniak mamak lainnya.
“Tradisi ini tetap kami jaga, sebagai bukti bahwa kami komitmen untuk melanjutkan tradisi yang juga diturunkan niniak mamak kami,” tandas Yandri, panitia sekaligus tokoh pemuda Nagari Sungai Lansek.
Kegiatan Bakauh (Bakatompat) ini juga dilengkapi dengan lomba tari, randai dan kesenian Minangkabau lainnya.
Menurut Yandri, selain mengingatkan kembali generasi muda pentingnya menjaga tradisi dan kesenian yang diwariskan nenek moyang, kegiatan ini bisa tempat pembelajaran sosial dan budaya bagi generasi muda.
Sementara Yudi Fernandes, fasilitatior KKI Warsi yang mendampingi Nagari Sungai Lansek, mengatakan acara Bakauh (Bakatompat) ini tradisi dan kearifan lokal masyarakat yang terus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
“Sebab banyak nilai-nilai lokal yang bisa dipelajari tentang cara-cara menjaga alam dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Yudi.