Padang, Padangkita.com – Pemerintah Kota (Pemko) Padang tengah berupaya mengangkat tradisi Cheng Beng, sebuah ritual penghormatan terhadap leluhur yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, menjadi salah satu daya tarik wisata baru. Rencananya, tradisi ini akan masuk dalam kalender wisata Kota Padang tahun 2025.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Sani, saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) tentang sejarah dan potensi tradisi kematian Tionghoa di Kota Tua Padang.
“Kawasan Kota Tua Padang menyimpan banyak kisah sejarah, termasuk keberadaan makam-makam tua yang sarat nilai budaya. Kami melihat potensi besar untuk mengembangkan kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya spiritual,” ujar Yudi dikutip Kamis (17/10/2024).
Tradisi Cheng Beng, yang biasanya jatuh pada bulan April, memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Selain aspek spiritualnya, tradisi ini juga menawarkan pengalaman unik dalam mengenal budaya Tionghoa yang telah berakar kuat di Padang.
“Dengan memasukkan Cheng Beng ke dalam kalender wisata, kita bisa mempromosikan tradisi ini lebih luas dan menarik minat wisatawan untuk datang ke Padang,” tambah Yudi.
FGD yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk akademisi, tokoh masyarakat, dan pelaku wisata, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengembangkan wisata berbasis budaya ini.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNP, Prof Anton Komaini, menekankan bahwa keberhasilan pengembangan wisata ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
“Kita harus merancang konsep wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,” ujar Anton.
Salah satu fokus dari pengembangan wisata budaya spiritual di Padang adalah makam-makam tua yang tersebar di sepanjang Sungai Batang Arau.
Makam-makam ini memiliki arsitektur yang unik dan nilai sejarah yang tinggi, sehingga berpotensi menjadi daya tarik wisata tersendiri.
“Namun, perlu diingat bahwa pelestarian tradisi dan situs budaya ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” kata Dr. Erniwati, ketua tim penelitian.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan wisata budaya spiritual di Padang juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti perlunya infrastruktur yang memadai, pengelolaan yang baik, dan pemahaman yang lebih luas tentang nilai-nilai budaya Tionghoa.
Baca Juga: Jejak Panjang Tionghoa Padang: Sejak Abad ke-17 Berasimilasi hingga Sekarang Tetap Harmonis
Namun, dengan dukungan dari berbagai pihak, tradisi Cheng Beng di Padang dapat menjadi salah satu ikon wisata budaya yang menarik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. [*/hdp]