Tingkat Publikasi Karya Ilmiah Indonesia Memprihatinkan

Tingkat Publikasi Karya Ilmiah Indonesia Memprihatinkan

Koordinator Terpilih Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Sumatera Barat (Foto/RJI)

Lampiran Gambar

Koordinator Terpilih Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Sumatera Barat (Foto/RJI)

Padang - Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar dosen dan mahasiswa wajib publikasi artikel ilmiah di jurnal bereputasi Internasional. Hal ini dilakukan dalam upaya menggenjot tingkat publikasi Indonesia di bidang akademik.

Sampai tahun 2016, berdasarkan data SCIMAGOJR, tingkat publikasi Indonesia berada pada peringkat 57 dengan jumlah dokumen sebanyak 39.719. Angka tersebut termasuk rendah dibandingkan dengan Negara tetangga Malaysia yang berada pada peringkat 35 dengan jumlah publikasi sebanyak 181.251 dokumen dan Thailand peringkat ke 43 dengan jumlah dokumen publikasi sebanyak 123.410 dokumen.

Masih rendahnya tingkat publikasi Indonesia di kancah Internasional antara lain disebabkan oleh belum terkelolanya sistem publikasi ilmiah di Indonesia dengan baik. Sebagian besar publikasi Indonesia masih menggunakan sistem cetak yang daya jangkau distribusinya sangat terbatas. Hal tersebut berbeda dengan negara-negara lain yang sudah menggunakan sistem daring/elektronik dalam publikasi ilmiah mereka.

Sejak tahun 2014 Ristek DIKTI telah mengeluarkan kebijakan sistem publikasi ilmiah di Indonesia harus dikelola secara daring. Problemnya kemudian adalah kemampuan SDM dalam mengelola sistem daring berbasis Open Journal System (OJS) belum familiar bagi sebagian pengelola jurnal di Indonesia, termasuk dosen.

Atas dasar pemikiran tersebut kemudian beberapa orang pengelola Jurnal di Indonesia pada tahun 2016 mendirikan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) untuk secara sukarela memberikan sumbangsih pemikiran, tenaga dan materi untuk meningkatkan pengelolaan jurnal elektronik kepada pengelola jurnal di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Di Sumatera Barat, meskipun sudah banyak Jurnal yang diterbitkan oleh kampus negeri dan swasta, namun sampai tahun 2016 belum ada satu pun jurnal yang terakreditasi di Kementerian Ristek DIKTI, apalagi bereputasi di tingkat Internasional. Hal ini tentu menjadi catatan penting pengelola jurnal yang ada di Indonesia.

Berdasarkan hal itu, kemudian pengelola jurnal dari berbagai kampus di Sumatera Barat berkumpul dan mengambil peran bersama RJI Sumatera Barat untuk saling berbagi dalam menggiatkan publikasi. Pertemuan bertajuk konsolidasi pengelola jurnal tersebut dilaksanakan tanggal 26 Januari 2017 di Aula Gedung E kampus Universitas Andalas.

Hadir dalam pertemuan konsolidasi relawan jurnal tersebut sekitar 60-an orang pengelola jurnal dari berbagai kampus di Sumatera Barat, yaitu dari Kota Padang, Solok, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Selain itu juga dihadiri perwakilan Kopertis Wilayah X dan Balai Riset dan Standarisasi Industri Kota Padang.

Dalam pertemuan yang berlangsung setengah hari tersebut, dikukuhkan pengurus RJI Sumatera Barat dengan mengamanahkan Firdaus sebagai Koordinator Daerah, Aulia Rahmat sebagai Sekretaris, dan Muthia Damayanti sebagai bendahara. Selain itu juga dibentuk perwakilan untuk masing-masing kabupaten/kota.

Koordinator terpilih RJI Sumatera Barat, Firdaus mengatakan ke depan RJI Sumatera Barat akan melakukan pendampingan dan klinik terhadap pengelola jurnal-jurnal yang membutuhkan pendampingan, terutama bagi pengelola jurnal yang belum menggunakan sistem elektronik.

“Dalam kegiatan pendampingan, RJI Sumbar akan memberikan klinik dan workshop tata kelola jurnal elektronik bagi pengelola. Klinik juga tidak tertutup kemungkinan untuk diberikan kepada dosen atau guru yang akan mempublikasikan artikel mereka di jurnal nasional dan internasional.” Ujarnya. [Rilis Resmi RJI Sumatera Barat]

Tag:

Baca Juga

Upacara Hardiknas di Sumbar, Mahyeldi Serukan Pendidikan yang Cerdas, Sehat dan Bermakna
Upacara Hardiknas di Sumbar, Mahyeldi Serukan Pendidikan yang Cerdas, Sehat dan Bermakna
Singgung Baru 1% ASN di Sumbar Bergelar Doktor, Mahyeldi Sebut Beasiswa LPDP Jembatan Emas
Singgung Baru 1% ASN di Sumbar Bergelar Doktor, Mahyeldi Sebut Beasiswa LPDP Jembatan Emas
Yota Balad Minta Disdikpora Buat Sekolah Unggul Tiap Desa dan Kelurahan di Kota Pariaman
Yota Balad Minta Disdikpora Buat Sekolah Unggul Tiap Desa dan Kelurahan di Kota Pariaman
Pemprov Sumbar Kerja Sama UniKL dan EMGS, Dorong Pendidikan Islami Bertaraf Internasional
Pemprov Sumbar Kerja Sama UniKL dan EMGS, Dorong Pendidikan Islami Bertaraf Internasional
Ada yang Salah Persepsi, Wako Yota Balad Jelaskan Program Unggulan Saga Saja Plus
Ada yang Salah Persepsi, Wako Yota Balad Jelaskan Program Unggulan Saga Saja Plus
Nobel Solutions: UIN Bukittinggi Bisa Jadi Jembatan Akademik Indonesia – Irlandia
Nobel Solutions: UIN Bukittinggi Bisa Jadi Jembatan Akademik Indonesia – Irlandia