Padang, Padangkita.com – Pernah melihat seorang sopir membawa sasis bus di jalan raya? Itu adalah cara pengiriman sasis bus dari deaker ke karoseri yang akan membangun body bus.
Nah, kenapa pengiriman sasis bus ke karoseri dikendarai langsung oleh sopir? Apa tidak ada cara lain yang lebih ‘aman’ atau efisien?
Begini…
Pada saat sebuah PO (perusahaan otobus) ingin meremajakan armadanya atau ingin membangun bus baru, maka sasis baru yang dibelinya tersebut harus dibawa dari dealer ke pabrik karoseri yang dipilih.
Mengutip penjelasan di akun Youtube @hr project, masih beruntung bus era 70-an, sasis masih ada sedikit ‘kepala’, sehingga sopir yang membawanya masih cukup terlindungi.
Namun pada perkembangannya sasis bus saat ini, dikirim hanya berupa rangka mesin, ban, setir dan dashboard. Sehingga untuk membawa ke pabrik karoseri diperlukan sopir yang berkemampuan di atas rata-rata.
Tak terbayangkan hanya berbekal helm, jaket tebal dan sarung tangan, mereka harus terampil mengemudikan kendaraan kosong tanpa body berdimensi besar dan bermesin di atas 5.000 cc.
“Jadi, tidak hanya skill yang mumpuni, tapi juga fisik yang tangguh,” demikian @hr project.
Selain diantar langsung oleh sopir ke karoseri, sebetulnya masih ad acara lain.
Caranya, sasis di-towing menggunakan truk. Tetapi, dalam praktiknya cara pertama lebih banyak dipilih.
Selama ini prosedur pengiriman sasis bus baru dari dealer ke karoseri, sebagian besar memang dilakukan dengan cara dibawa langsung memakai sopir. Hal ini khususnya berlaku untuk bus dengan tipe sasis ladder frame.
Bentuk fisik sasis ladder frame menggunakan dua buah baja berbentuk kotak yang memanjang sejajar seperti tangga, di bagian tengahnya terdapat besi penguat dan jalur kelistrikan.
Sasis bus ini sudah paten alias fixed, atau tidak bisa dimodifikasi lagi. Sehingga untuk proses pengiriman ke karoseri, memang harus dikendarai langsung lewat jalan raya.
Selain karena konstruksi sasis ladder frame, alasan lain mengapa sasis bus dikirim ke karoseri dengan cara dikendarai langsung, adalah untuk menghemat biaya.
Sebab, biaya pengiriman sasis bus yang dikendarai langsung oleh driver lebih efisien jika dibandingkan dengan cara lain.
Pengiriman sasis bus yang aman sebenarnya dengan cara di-towing. Tetapi pengiriman sasis bus menggunakan towing cukup mahal, sehingga lebih efisien bagi dealer atau perusahaan otobus untuk mengirimnya menggunakan jasa driver.
Baca juga: Bukan Mercedes-Benz atau Volvo, Ternyata Ini Penyandang Predikat Sasis Bus Termahal di Indonesia
Sementara itu, untuk bus dengan tipe sasis modular, proses pengirimannya bisa digendong atau di-towing pakai truk ekspedisi. Hal ini karena sasis modular lebih fleksibel. Selain itu, sasis bus ukuran medium juga bisa digendong atau di-towing menggunakan truk ekspedisi. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News