Terpukul Covid-19, Pengusaha Pinang Iris di Pasbar Berhentikan 70 Pekerja

Berita Pasaman Barat terbaru: Pabrik Pinang Pasaman Barat

Pabrik pengolahan pinang iris di Pasaman Barat tidak lagi beroperasi pasca diberhentikannya seluruh karyawannya karena pademi Corona. [Foto: Ist]

Simpang Empat, Padangkita.com - Usaha jual beli komoditas pinang, menjadi salah satu usaha yang paling terpukul akibat Pandemi virus Corona (Covid-19).

Rifdal, 42 tahun, pengusaha jual beli pinang iris di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mengaku terpaksa memberhentikan 70 pekerja yang sehari-hari membantunya.

Ia menyebut langkah tersebut terpaksa ia ambil, karena pemasaran pinang jauh menurun, sehingga omzetnya anjlok.

"Minimnya permintaan pinang kering dari seluruh langganan saya membuat saya terpaksa mengambil langkah ini (memberhentikan pekerja)," kata Rifdal kepada Padangkita.com di tempat usahanya di Kampung Tengah Kajai, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasbar.

Sebelum pandemi Covid-19, Rifdal mengaku transaks olahan pinang rata-rata mencapai 20 ton per minggu Kini, jatuh ke titik terendah, hanya 1,5 ton per minggu.

"Sangat jauh sekali turunnya. Mau dari mana saya ambilkan nanti gaji mereka, sedangkan pendapatan saya saja boleh dikatakan sudah tidak ada lagi," keluhnya.

Meski begitu, di satu sisi, Rifdal merasa sedih dengan kebijakan yang ia ambil tersebut. Sebab, rata-rata karyawannya itu merupakan warga kurang mampu.

"Selama ini mereka bergantung dari upah yang saya berikan dari mengolah pinang. Sekarang saya tak tahu entah bagaimana nasib mereka," kata Rifdal sedih.

Namun, lanjut Rifdal, dia juga tidak tahu bagaimana membantu karyawannya, karena usahanya cuma jual beli pinang iris itu.

Sementara itu, Sidel, 35 tahun, janda dua anak, mantan karyawan Rifdal belum tahu mau kerja apalagi setelah berhenti.

Selama ini, ia hanya mengandalkan upah dari bekerja mengolah pinang, untuk menghidupi dirinya dan dua anaknya.

"Saya tak tau entah dengan apa lagi saya harus menghidupi anak saya. Kapan pengolahan pinang ini bisa pulih kembali, sementara saya harus menghidupi 2 anak tanpa suami," ungkapnya.

Rifdal menambahkan, mantan karyawannya banyak yang seperti Sidel, mengandalkan upah untuk kebutuhan sehari-hari.

"Saya berharap ada bantuan pemerintah terhadap karyawan saya ini. Mereka adalah masyarakat susah, dan tak berpenghasilan," tandasnya. [rom]


Baca berita Pasaman Barat terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Narkoba Mengancam Pasaman Barat! Enam Pengedar Dibekuk Satresnarkoba Polres
Narkoba Mengancam Pasaman Barat! Enam Pengedar Dibekuk Satresnarkoba Polres
Bank Nagari Simpang Empat Bergerak Cepat Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sinuruik
Bank Nagari Simpang Empat Bergerak Cepat Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sinuruik
Harimau Sumatra Terpantau di Saluran Air, Tim BKSDA Lakukan Penanganan Cepat
Harimau Sumatra Terpantau di Saluran Air, Tim BKSDA Lakukan Penanganan Cepat
Pasaman Barat Gelar Pemungutan Suara Ulang, Kapolres Pastikan Keamanan Kondusif
Pasaman Barat Gelar Pemungutan Suara Ulang, Kapolres Pastikan Keamanan Kondusif
Pernah Dipasok untuk SEA Games, Mahyeldi Minta Kualitas - Kuantitas Alpukat Giri Maju Diperbaiki
Pernah Dipasok untuk SEA Games, Mahyeldi Minta Kualitas - Kuantitas Alpukat Giri Maju Diperbaiki
Sakit Hati Sering Dikasari, Seorang Istri di Pasbar Bunuh Suami Pakai Racun Rumput
Sakit Hati Sering Dikasari, Seorang Istri di Pasbar Bunuh Suami Pakai Racun Rumput