Ternyata, Doktor Perempuan Pertama di Indonesia Lahir di Padang

Ternyata, Doktor Perempuan Pertama di Indonesia Lahir di Padang

Ida Loemongga, saat sidang terbuka di Amsterdam, 1932 (Foto: poestahadepok)

Lampiran Gambar

Ida Loemongga, saat sidang terbuka di Amsterdam, 1932 (Foto: poestahadepok)

Padangkita.com - Sumatera Barat pernah melahirkan sejumlah tokoh wanita yang memiliki peran yang sangat luar biasa. Mulai dari pejuang yang mengangkat senjata melawan penjajah hingga yang berjuang dari dunia pendidikan.

Namanya Ida Loemongga, lahir di Padang 22 Maret 1905. Orang tuanya adalah Haroen Al Rasjid dan Alimatoe’ Saadiah. Ayahnya merupakan dokter lulusan Docter Djawa School tahun 1902. Orang tuanya berasal dari Padangsidempuan.

Tak lama setelah Ida Loemongga lahir, keluarga ini kemudian pindah ke Sibolga. Setelah ayahnya pensiun dan kemudian membuka praktek di teluk Betung, Lampung.

Dikutip dari poestahadepok, Selasa (05/09/2017), Ida Loemongga memulai karir pendidikannya saat diterima sebagai siswa di Prins Hendrik-school di Batavia pada tahun 1918.

Pada tahun 1922 Ida Loemongga lulus afdeeling-B (IPA) di Prins Hendrik School, lantas diterima ujian masuk di STOVIA. Namun karena Ida Loemongga tergolong cerdas, maka Ida Loemongga termasuk yang direkomendasikan langsung untuk melanjutkan pendidikan ke Negeri Belanda.

Keluarga Ida Loemongga tidak keberatan dan sangat mendukung. Ida Loemongga yang diterima di Universiteit Utrecht didukung semua keluarga besar. Ida Loemongga lantas berangkat sendiri pada tahun 1923.

Ida Loemongga kemudian berhasil memperoleh gelar sarjana kedokteran pada tahun 1927 di Universiteit Utrecht. Setelah dipromosikan menjadi dokter di universitas tersebut, Ida Loemongga pada tahun berikutnya mengambil dokter spesialis di Universiteit Lieden.

Lantas kemudian, Ida Loemongga ternyata diminati oleh banyak institute. Setelah beberapa waktu sebagai asisten Dr. Caroline Lang, Ida Loemongga meneruskan pendidikan doktoral di Universiteit Amsterdam.

Pada tahun 1931, Ida Loemongga dipromosikan sebagai doktor di bidang kedokteran dengan promotor Dr. Lang sendiri.

Bataviaasch nieuwsblad, 20-01-1931 memberitakan bahwa Nona Haroen Al Rasjid yang dalam hal ini Mej. I.L. Haroen Al Rasjid yang menandai dari sisi adat sebagai perempuan pribumi pertama yang meraih doktor di bidang kedokteran.

Pada tahun 1931, Ida Loemongga dipromosikan sebagai doktor di bidang kedokteran dengan desertasi berjudul ‘Diagnose en prognose van aangeboren hartgebreken’ (Bataviaasch nieuwsblad, 20-01-1931).

Ida Loemongga Nasution kelahiran Padang, anak dari Dr. Harun Al Rasjid adalah perempuan Indonesia pertama yang bergelar doktor. Pada tahun 1934 Ida
Loemongga pulang ke tanah air dan setelah mendapat lisensi dari pemerintah membuka praktek di Batavia.

Ida Loemongga Nasution adalah perempuan Indonesia pertama bergelar doktor (Ph.D). Dari tujuh orang Indonesia pertama bergelar doktor tampaknya tiga orang berasal dari afdeeling Padang Sidempoean (nama sebelumnya: Afdeeling Mandailing en Angkola): Alinoedin Siregar gelar Radja Enda Boemi; Ida Loemongga Nasution dan Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia.

Baca Juga

Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta Jadi Kapolda Sumbar Gantikan Irjen Pol Suharyono
Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta Jadi Kapolda Sumbar Gantikan Irjen Pol Suharyono
Menbud Fadli Zon Ingin Museum PDRI di Koto Tinggi Jadi Ikon Museum Sejarah Indonesia
Menbud Fadli Zon Ingin Museum PDRI di Koto Tinggi Jadi Ikon Museum Sejarah Indonesia
Kenakalan Remaja: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan
Kenakalan Remaja: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan
Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar