Padang, Padangkita.com - Staf Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang bagian Respons Cepat Mamalia Terdampar, Maldi mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan hiu paus atau hiu tutul (Rhincodon Typus) terdampar di pantai Muara Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Menurut Malid, hiu yang telah mati itu terpisah terdampar dari rombongan dan tersesat saat musim migrasi. Atau, kata dia, hiu itu kemungkinan juga sakit, kekenyangan. Namun, lanjut dia, bisa juga karena stres, atau perubahan fluktuasi cuaca.
Namun, sejauh ini, kata dia, belum dapat dipastikan apa penyebab ikan raksasa itu terdampar pada Senin (26/10/2020) pagi. Pasalnya, untuk memastikan penyebab hiu terdampar, perlu penelitian, dan itu.
"Hewan ini kan ikan langka dan dilindungi, jadi penilitiannya itu berat. Makan biaya yang banyak dan ada lembaga khusus pula yang melakukannya, penelitiannya pun juga khusus," kata Maldi.
Maldi menyebutkan, dari keterangan beberapa orang warga, hiu tersebut sudah beberapa kali terlihat oleh warga di sekitar perairan Surantih. Ikan tersebut tidak terlihat bergerombol, melainkan satu ekor saja.
Bahkan ada juga yang menyebutkan, ikan tersebut saat berenang dan terdampar dalam kondisi yang sangat lemah, sehingga ikan tersebut diduga dalam keadaan sakit.
Namun, Maldi menambahkan, peristiwa hiu paus terdampar ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Kabupaten Pessel. Pada akhir 2019 lalu, berjarak satu bulan dua hiu paus juga dilaporkan mati terdampar di perairan Batang Kapas.
Dengan demikian, ia menduga, setiap akhir tahun memang merupakan proses migrasinya hiu paus dan melewati pesisir barat pulau Sumatra.
"Mungkin juga akhir tahun merupakan migrasinya mereka (hiu paus). Bisa kita duga juga ikan hiu paus ini terdampar karena terpisah atau kekenyangan. Seperti kasus di Batang Kapas dulu. Saat kita kubur dan kita belah perutnya ada banyak udang kecil-kecil, mungkin sekitar satu mobil pikap," ulasnya.
Baca juga: Bangkai Hiu Tutul Seberat 2,5 Ton yang Terdampar di Pessel Dipotong Lalu Dikubur
"Tapi kita tidak bisa pastikan. Untuk memastikan itu ada penelitian khususnya. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) barangkali yang bisa melakukan penelitiannya," tambah Maldi. [pkt]