Padang, Padangkita.com - Alasan kenapa Prabowo Subianto mau bergabung ke dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.
Hingga kini, banyak yang masih bingung dan tidak tahu alasan pasti dengan keputusan Capres Pilpres 2019 yang berpasangan dengan Sandiaga Uno tersebut, terutama masyarakat Sumbar yang sampai kini sangat heran.
Nah perihal teka-teki tersebut, begini penjelasan Wakil Ketua DPD Gerindra Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Sam Salam. Sesepuh Gerindra Sumbar yang mengenal sosok Prabowo ini angkat bicara terkait pertanyaan besar tersebut.
“Yang dilakukan oleh pak Prabowo itu politik kolaborasi. Intinya bersaing untuk bersanding, bukan bersaing, lalu setelah kontentasi tetap bermusuhan,” tegas Sam Salam saat berbincang dengan Padangkita.com di Padang, Rabu (19/10/2022).
Politisi senior Gerindra ini menjelaskan, memang selama ini banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan ikut sertanya Prabowo di kabinet, terutama yang sangat heran itu masyarakat di Sumbar.
Meski banyak yang berpandangan negatif, justru tegas Mantan Wakil Ketua Kadin Sumbar ini, Prabowo adalah sosok negarawan yang sesungguhnya, yang hanya memikirkan kemajuan bangsa, tanpa memikirkan kepentingan pribadi belaka.
“Pak Prabowo ini menunjukkan kontestasi politik bersaing berkolaborasi. Jadi setelah pesta demokrasi selesai dia siap bersanding dengan kabinet jika diminta,” nilai dia.
Memang menurut dia, sikap politik atau keputusan bergabungnya Prabowo ke kabinet pada Oktober 2019 lalu, tak lama setelah pelantikan Jokowi sebagai presiden, secara tidak langsung menggerus elektabilitas di mata masyarakat, terutama soal sikap politik masyarakat pada Pilpres 2024 mendatang.
“Namun kita harus objektif memandangnya, jangan hanya berdasarkan pandangan emosional semata,” tegas dia.
Dia menekankan, tujuan berpolitik yang sebenarnya adalah bukan soal kemenangan, namun untuk kepentingan atau kemajuan bangsa. Sikap politik bersaing, berkolaborasi dan bersanding itu sah-sah saja, bahkan ini satu yang lumrah di banyak negara maju di dunia.
“Kalah menang itu biasa dalam politik, setelah kompetisi semua selesai, kembali lagi ke tujuan semula yakni untuk memajukan bangsa,” tutup dia.
Diketahui, Prabowo merupakan rival Jokowi selama dua kali berturut-turut dalam pemilihan Presiden 2014-2019 dan 2019-2024. Dalam sebuah kesempatan Prabowo sendiri pernah mengungkapkan alasannya kenapa masuk ke kabinet.
Prabowo lewat channel Youtube Deddy Corbuzier mengibaratkan pertarungannya dengan Jokowi ibarat sebuah kompetisi sepak bola, ada yang menang dan ada yang kalah.
"Main sepak bola, tim gue kalah, apa kita gebuk-gebukan? Itu menurut saya IQ yang sangat rendah. [...] Dia (Jokowi) pengen jadi presiden untuk apa? Kan untuk mengabdi, untuk berbakti, untuk Indonesia. Saya juga begitu. Saya juga mau berbakti untuk Indonesia, kalau sama-sama mau mengabdi untuk Indonesia, kok harus melawan," jelas Prabowo dalam channel Youtube Deddy Corbuzier pertengah tahun 2021 lalu.
Prabowo mengakui bahwa dirinya pun tak luput dari rasa kecewa, namun komitmennya untuk mengabdi pada bangsa ini lebih besar.
Baca Juga: Peringati HUT ke-14, Andre Rosiade: PIRA Sumbar Siap Menangkan Prabowo Presiden 2024
"Kalau memang kita cinta tanah air, kan gak jadi masalah. Sekarang yang bikin Indonesia hebat, apa harus pangkat tinggi? Enggak. Siapa yang angkat keharuman nama Indonesia? Kan banyak," jelas Prabowo. [isr]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News