Dua cuitan Presiden AS, Donald Trump dituding berpotensi hoaks oleh Twitter. Petinggi AS itu pun berang dan mengancam balik Twitter.
Padangkita.com - Twitter untuk pertama kalinya - dan akhirnya memiliki nyali - Selasa (26/5/2020) melabeli dua kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai konten yang berpotensi menyesatkan dan menyediakan tautan berisi cek fakta terhadap klaim Trump tersebut.
Akibat label itu Trump pun mengamuk dan mengoceh di Twitter. Ia menuding Twitter telah melakukan sensor sepihak, meski cuitannya itu sama sekali tak disensor. Uniknya lagi konten yang sama di Facebook tak diberi label dan dibiarkan saja menyebar tanpa peringatan.
Twitter sendiri memang media sosial kesukaan Trump. Di sana ia menulis apa saja, termasuk banyak rumor, hinaan, ejekan, teori konspirasi, dan bahkan konten-konten yang menyerempet hoaks.
"Mail in ballots tidak akan menjadi apa-apa selain kecurangan. Kotak-kotak surat akan dirampok, surat suara dipalsukan, dan bahkan dicetak seara ilegal serta ditandatangani dengan curang," tulis Trump.
Hal yang sedang diprotes Trump adalah cara pelaksanaan pemungutan suara dalam pemilihan umum AS, khususnya di negara bagian California. Dalam pemilu yang dijadwalkan pada November, Trump diperkirakan akan bertarung mempertahankan kursi kepresidenan melawan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Kecaman Trump soal mail in ballots - pemungutan suara lewat layanan pos - disampaikan menyusul keputusan California dan beberapa negara bagian lain yang memilih pemungutan suara via pos agar masyarakat terhindar dari virus corona.
"Gubernur California akan mengirim surat suara ke jutaan orang, siapa pun yang tinggal di negara bagian itu terlepas dari siapa mereka dan bagaimana cara mereka bisa tinggal di sana. Lalu para profesional akan meminta orang-orang ini, yang sebelumnya bahkan tak pernah berpikir untuk mengikuti pemilu, untuk memberikan suara dan memilih calon tertentu. Ini akan menjadi pemilu curang. No way!" tulis Trump.
Masalahnya tidak ada bukti bahwa pemungutan suara melalui pos di AS menjadi ajang kecurangan dalam pemilu. Pemilihan melalui pos juga bukan sesuatu yang baru dalam pemilu di AS.
Trump, dalam cek fakta yang disajikan Twitter, dituding berbohong soal surat suara yang "akan dikirim ke jutaan orang" karena surat suara hanya akan dikirim ke para pemilih terdaftar.
Terciduk menyebar konten berpotensi hoaks, Trump pun mengamuk di Twitter.
"Twitter kini ikut campur dalam pemilihan presiden 2020. Mereka mengatakan pernyataan saya soal mail-in-ballots, yang akan memicu korupsi dan kecurangan besar-besaran salah, berdasarkan pada cek fakta dari media abal-abal CNN dan Washington Post (milik) Amazon," cuit Trump di Twitter, sembari mengejek dua media terkemuka AS, CNN dan Washington Post.
"Twitter jelas-jelas mengekang kemerdekaan pendapat dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan ini terjadi," ia mengancam.
Twitter sendiri belum memberikan komentar terkait masalah ini. [*/Jly]
Berita ini sebelumnya dimuat Suara.com jaringan Padangkita.com dengan judul "Kicauannya Dilabeli Berpotensi Hoaks oleh Twitter, Trump Mengamuk".