Virus corona bisa dikenali dari berbagai gejala yang tampak. Namun, ada juga pasien yang hanya menunjukkan gejala ringan ataupun tanpa gejala atau yang biasa disebut carier.
Padangkita.com - Virus corona atau yang dinamakan Covid 19 merupakan virus yang mulai merebak sejak 2019 lalu hingga kini.
Penyebarannya yang kian masif membuat semua orang merasa khawatir akan virus yang menyerang pernapasan tersebut.
Bagaimana tidak, jenis virus baru ini dengan mudah bisa menular melalui droplet atau partikel tetesan dari batuk, bersin atau ketika bicara.
Namun, ada kalanya juga seseorang bisa terinfeksi atau membawa virus corona tanpa menunjukkan gejala.
Hal ini berangkat dari laporan dari Juru Bicara Khusus Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Baca juga: Dipercaya Tangkal Corona, Ini 2 Cara Konsumsi Kulit Jeruk
Ia sempat menyebut, hampir 80 persen pasien yang positif Covid-19 menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sekalipun.
Menurut Dokter Mohamad Fahmi Alatas yang merupakan spesialis paru, dalam dunia medis orang seperti itu disebut sebagai carrier.
"Kemungkinannya sewaktu menginfeksi orang, orang itu tidak sakit. Dia membawa-bawa virus corona di saluran napasnya tapi daya tahan tubuhnya cukup kuat untuk mempertahankan kesehatannya," kata Fahmi dalam sebuah video yang ia unggah dalam akun Youtube miliknya.
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi setiap orang karena mungkin saja orang yang ditemuinya sehari-hari merupakan seorang carier virus corona.
Lantas bagaimanakan cara mengenali para carier tersebut?
Dilansir dari laman CNNIndonesia, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengenali carier virus corona di sekitar Anda.
Kehilangan indera perasa
Mereka yang terinfeksi virus corona terutama yang tidak memiliki gejala yang tampak, bisa mengalami kehilangan kemampuan penciuman. Dalam dunia medis, ini disebut anosmia.
Menurut jurnal American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, anosmia dan dysgeusia (kehilangan kemampuan perasa) bisa untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi covid-19.
Gejala seperti ini pun menuntut pertimbangan untuk dilakukan tes dan isolasi diri.
"Anosmia, secara umum, sudah terlihat pada pasien yang sudah dites positif corona tanpa gejala lainnya," tulis peneliti dalam jurnal yang dikutip dari CNN.
Baca juga: Kabar Gembira, Jambu Biji Diprediksi Bisa Atasi Virus Corona
Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mampu menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau merasa tak nyaman itu bukan berarti Anda bebas dari infeksi virus corona (Covid-19) atau penyakit paru-paru lainnya.
Pada umumnya, menurut WHO, gejala Covid-19 di antaranya batuk kering, merasa kelelahan dan demam. Pada beberapa orang mungkin bisa berkembang ke beberapa bentuk penyakit, seperti pneumonia.
Cara terbaik untuk mengonfirmasi apakah Anda terinfeksi virus corona (SARS-CoV-2) adalah melalui tes laboratorium. Anda tidak bisa mendiagnosa Covid-19 melalui latihan pernapasan yang justru bisa berbahaya.
Usia muda
Pada Februari 2020 lalu, otoritas kesehatan China merilis publikasi terkait statistik pasien covid-19.
Ada lebih dari 44 ribu kasus terkonfirmasi dan 'hanya' sekitar 1 persen anak-anak berusia 9 tahun ke bawah yang sakit. Tak ada satu pun dari mereka yang meninggal.
Sedangkan pada remaja, kasusnya juga terbilang jarang, hanya 1,2 persen. Ini kontras dengan kasus pada orang dewasa. Ada sebanyak 20 persen orang dewasa berusia 80 tahun ke atas yang terinfeksi dan meninggal.
Baca juga: Tak Perlu ke Gym, Olahraga Ini Bisa Dilakukan Saat Swakarantina di Rumah
Timbul dugaan bahwa mereka yang berusia muda berperan sebagai pembawa virus dan tanpa sadar menularkannya.
"Jika mereka terinfeksi, tak ada alasan untuk percaya bahwa mereka tidak akan menularkan," ucap Malik Peiris, ahli virus corona dari Hong Kong University.
Senada dengan Malik, Hiroshi Nishiura, ahli epidemi di Hokkaido University menyebut rasio infeksi tanpa gejala pada anak-anak lebih tinggi daripada orang dewasa.
"Itu akan sangat mengubah ruang lingkup wabah, dan bahkan intervensi yang optimal dapat berubah," tulisnya dalam International Journal of Infectious Diseases.
Tanpa gejala
Imbauan untuk tetap di rumah sebaiknya tak lagi disepelekan. Meski Anda sehat, ada kemungkinan Anda adalah carrier virus tanpa gejala.
"Transmisi tanpa gejala artinya Anda bisa terinfeksi virus, tidak menunjukkan gejala dan tetap bisa menularkan," jelas William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperingatkan, sebanyak 25 persen orang terinfeksi virus corona tidak menunjukkan gejala. Ini pun ditindaklanjuti dengan memperluas pedoman pemakaian masker.
"Ini menjelaskan bagaimana virus menyebar dengan cepat di seluruh negara," kata Robert Redfield.
Karena vaksin masih dalam tahap awal pengembangan, maka cara terbaik adalah tetap di rumah.
Orang bisa saja menularkan virus meski mereka merasa sehat. Ini pula yang membuat orang mulai mengkritik imbauan CDC maupun WHO untuk mengenakan masker saat sakit.
Kini, orang pun selalu mengenakan masker untuk melindungi diri mereka dari penularan orang yang tanpa gejala. [*/Jly]