Padang, Padangkita.com - Penyakit Hepatitis C masih menjadi momok kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Sifatnya yang sering tanpa menunjukkan gejala di stadium awal namun berpotensi berkembang menjadi komplikasi berbahaya seperti sirosis dan kanker hati, menjadikan deteksi dan penanganan dini sangat krusial.
Merespons tantangan ini dan dalam rangka mendukung target ambisius eliminasi hepatitis secara global pada tahun 2030, langkah-langkah konkret terus digencarkan di Sumatera Barat (Sumbar).
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut adalah pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) program Pencegahan dan Pengendalian (P2) Hepatitis C, yang baru saja dilakukan melalui kolaborasi antara Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Dinas Kesehatan Kota Padang, dan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kegiatan monev ini berlangsung di lingkungan rumah sakit rujukan nasional tersebut.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr. M. Djamil, dr. Bestari Jaka Budiman, menyampaikan bahwa forum monev ini menjadi sarana penting untuk meninjau kembali pelaksanaan program P2 Hepatitis C yang telah berjalan. Lebih dari itu, kegiatan ini juga bertujuan memperkuat komunikasi dan koordinasi yang harmonis antara lembaga kesehatan lintas sektor.
“Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara rumah sakit dan dinas kesehatan adalah kunci utama dalam memastikan pasien mendapatkan layanan yang optimal dan berkelanjutan,” ujar dr. Bestari menyoroti pentingnya sinergi antara penyedia layanan dan regulator kesehatan.
Dalam sesi diskusi yang interaktif selama monev, berbagai masukan konstruktif serta tantangan yang dihadapi di lapangan dalam pelaksanaan program P2 Hepatitis C dibahas secara terbuka. Evaluasi mendalam ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien Hepatitis C, serta memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan program agar lebih akurat dan komprehensif.
Kasie P2M Dinas Kesehatan Sumbar, Eka Fitria, menekankan bahwa sistem pelaporan yang kuat dan akurat merupakan dasar yang fundamental dalam upaya deteksi dini kasus Hepatitis C dan penanganan yang efektif. Ia juga menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan serta kerja sama yang telah diberikan oleh pihak RSUP Dr. M. Djamil dalam menyukseskan program ini.
“Pelaporan yang baik akan memudahkan identifikasi dan pengobatan dini, sehingga program ini bisa berjalan lebih efektif. Terima kasih atas komitmen RSUP Dr. M. Djamil dalam mendukung eliminasi hepatitis,” ujar Eka Fitria, menandaskan peran vital rumah sakit dalam rantai penanganan penyakit ini.
Melalui langkah proaktif seperti pelaksanaan monev dan penguatan kolaborasi lintas sektor ini, Sumatera Barat menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperkuat sistem layanan kesehatan untuk melawan Hepatitis C.
Baca Juga: Dinkes Sumbar Siapkan RSUP M Djamil Jadi RS Rujukan Kasus Hepatitis Misterius
Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah mewujudkan Sumatera Barat bebas Hepatitis C pada tahun 2030, selaras dengan target ambisius yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Langkah ini menjadi bukti keseriusan dalam melindungi kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit hati kronis ini. [*/hdp]