Padangkita.com-Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Burhasman Bur, mengungkapkan bahwa Sumbar masih kekurangan 2.821 guru untuk SMA, SMK, dan SLB. Hal ini diungkapkan oleh Burhasman pada acara Seminar Nasional Pendidikan di Auditorium Universitas Negeri Padang, Senin, (11/6/2017).
Jumlah guru yang dibutuhkan adalah 14.066 orang, sementara yang tersedia baru 11.245 orang. Saat ini, kekurangan guru tersebut ditutupi dengan kehadiran guru non-PNS.
Kekurangan tenaga pendidik tersebut, menurut Burhasman, akibat moratorium PNS yang masih diberlakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
“Karena moratorium pengangkatan PNS belum dicabut, kita masih kekurangan guru,” ujarnya.
Burhasman mengharapkan agar moratorium ini segera diakhiri. Kata dia, setiap tahunnya ada guru dan pegawai yang pensiun, sedangkan penambahan personel tidak ada.
“Jika hal ini tidak diatasi, pada 2018, 2019, dan 2020 akan ada kekurangan guru yang luar biasa,” paparnya.
Selain itu, dalam paparan materinya Burhasman juga melaporkan bahwa guru SMA dan SMK, yang sebelumnya dikelola oleh kabupaten/kota telah dialihkan ke provinsi. Adapun rinciannya, yaitu guru sebanyak 11.245 orang, pengawas 224, dan pegawai tata usaha 1348 orang.
Dalam sesi yang berbeda, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, menjelaskan bahwa satu di antara beberapa masalah pendidikan Indonesia adalah distribusi guru yang kurang merata, baik antarsekolah maupun antarwilayah.
Sehubungan dengan hal itu, salah satu alasan dialihkan pengelolaan guru dari kabupaten/kota ke provinsi ini adalah untuk memudahkan mobilitas guru antarkecamatan atau antarkabupaten.
“Jika pengelolaan dialihkan ke tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, pemindahan guru antarkabupaten akan sangat mungkin dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Padang Ganefri akan mengupayakan alumni terbaik dari salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Padang itu untuk mengajar di sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah Sumatera Barat. Hal itu disampaikannya di sela-sela Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan DPP Iluni UNP, Senin (06/11/2017).
Berdasarkan kunjungannya ke Sawahlunto dan Pesisir Selatan, Ganefri memperkirakan hanya sepertiga guru yang mengajar di sana berasal dari UNP. Padahal sebelumnya dia berasumsi sekitar 90 persen guru-guru di sekolah Sumatera Barat berasal dari lulusan UNP.
Mantan Koordinator Kopertis Wilayah X itu prihatin dengan kualitas guru di daerah yang berdasarkan hasil uji kompetensi guru, masih belum menggembirakan. Ganefri merujuk kepada data yang disampaikan pembicara utama seminar Amich Alhumami, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas. Amich mengatakan, hasil rata-rata uji kompetensi guru secara nasional pada 2015 hanya meraih nilai 56,59 dari 100.