Padang, Padangkita.com – Kehadiran jalan tol di Indonesia telah terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan menumbuhkan ekonomi baru. Namun, di sejumlah daerah pembangunan jalan tol masih saja berjalan lambat, salah satunya di Sumatra Barat (Sumbar).
Data terbaru yang dirilis Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, khusus di Sumatra telah 10 ruas jalan tol yang beroperasi. Semuanya merupakan jaringan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Dari 10 ruas jalan tol tersebut tidak satupun yang masuk wilayah Sumbar. Sebagaimana data BPJT PUPR, 10 ruas jalan tol operasional sepanjang 692 km tersebut adalah Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar 140 km, Jalan TolnTerbanggi Besar - Kayu Agung 189 km dan Jalan Tol Kayu Agung - Palembang - Betung 38 km.
Kemudian, Jalan Tol Belawan - Medan - Tanjung Morawa 43 km, Jalan Tol Medan - Binjai 18 km, Jalan Tol Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi 62 km, Jalan Tol Palembang - Indralaya 22 km, Jalan Tol Sigli - Banda Aceh 36 km, Jalan Tol Pekanbaru - Dumai 132 km dan Jalan Tol Binjai - Langsa 12 km.
Sementara itu jalan tol yang masuk wilayah Sumbar, yakni Jalan Tol Padang – Pekanbaru belum satupun yang operasional. Jalan tol yang menjadi sirip Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ini, terdiri dari enam seksi yaitu, Seksi I Padang - Sicincin sepanjang 36,15 km dan Seksi II Sicincin - Bukittinggi 38 km.
Kemudian, Seksi III Bukittinggi - Payakumbuh 34 km, Seksi IV Payakumbuh - Pangkalan 58 km, Seksi V Pangkalan - Bangkinang 56 km, dan Seksi VI Bangkinang - Pekanbaru 40 km.
Dari enam seksi/ruas, satu ruas hampir rampung yakni Seksi VI Jalan Tol Bangkinang – Pekanbaru. Sedangkan dua ruas lagi, Jalan Tol Padang – Sicincin dan Jalan Tol Bangkinang – Pangkalan masih proses pembebasan lahan dan pembangunan.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah ketika pertemuan dengan para tokoh Minang di Jakarta awal pekan lalu menyebutkan, progres Jalan Tol Padang – Sicincin telah mencapai 60 persen lebih. Namun, ia mengakui pembangunan jalan tol tersebut memang butuh percepatan.
Jalan Tol Padang - Sicincin mulai dibangun sejak 2018 lalu, dań telah beberapa kali terjadi perubahan target operasional. Rumitnya proses pembebasan lahan tak bisa dipungkiri memang menjadi penyebab utama lambatnya pembangunan. Bahkan, masalah pembebasan lahan jalan tol ini ada yang sampai ke pengadilan.
Baca juga: Gubernur dan Tokoh Sumbar Kumpul di Jakarta, Jalan Tol dan Kinerja Pemprov Jadi Sorotan
Sementara itu Ketua DPRD Sumbar Supardi meminta, pemerintah daerah mampu menjelaskan bahwa keterlambatan pembangunan jalan tol di Sumbar, bukanlah karena sistem kepemilikian tanah hak ulayat di Sumbar. Jangan sampai, kata Supardi, muncul stigma bahwa tanah ulayat di Sumbar menghambat pembangunan. [*/pkt]