Lebih lanjut dijelaskan Erman, bahwa kutipan itu sengaja ia posting untuk mengingatkan para ASN Pemko Bukittinggi, banyak yang bermental "Asal Bapak Senang".
"Kami tidak inginkan jajaran pemerintahan kero[os dan kosong. Kalau mendengar dari laporan, terlihat baik dan sempurna, semua yang dilaporkan "Asal Bapak Senang". Namun, ternyata di bawah, timnya berdarah-darah dan tercerai-berai. Untuk apa?," tegas Erman.
Kemudian, kata Erman, harusnya ASN Pemko Bukittinggi itu harus Great People. Karena merupakan hasil saringam dan seleksi berlapis, cerdas, berwawasan di atas rata-rata.
"Namun, kami temukan banyak yang jiwanya mulai mati. Artinya, secara psikologis sudah jiwanya lemah. Ingin menyerah dan malas berkontribusi, ini ada apa?" papar Erman.
Baca juga: Analisa Pengamat Politik Unand Soal PNS Bukittinggi Serentak Pakai Gambar Wako Erman Safar
Atas dasar itulah, kata Erman, ia ingin memperkuat atau meyembuhkan kondisi ASN Kota Bukittinggi.
"Sebagai wali kota, kondisi ini tentu akan sangat merugikan, karena ASN yang sudah digaji pemko tidak maksimal. Mindset serta mental ini perlu diubah besar-besaran, guna mengembalikan peforma prima ASN Pemko Bukittinggi," ujarnya.
Defenisi Pengkhianat Ala Erman Safar
Kemudian, Erman Safar juga menjelaskan maksud kata "pengkhianat" dalam kutipan tersebut.
"Diamanahkan memberdayakan, malah mengeksploitasi dan menganiaya bahwahan. Korps untuk menyejahterakan masyarakat malah diselipkan kepentingan diri, diamanahkan menjaga rahasia jabatan dan negara, malah jadi topik bahasan di kedai kopi," kata Erman.