Padang, Padangkita.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong sektor industri mengembangkan dan memanfaatkan gas di wilayah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
"Sekarang kita sudah selesai melakukan eksplorasi (di Sinamar). Namun, saat ini yang menjadi tantangan offtaker (pembeli)-nya. Nah ini yang jadi perhatian kita," ungkap Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto usai memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Limau Manis, Kota Padang, Kamis (7/7/2022).
Dwi menjelaskan, pihaknya siap berkolaborasi dengan pelaku industri migas untuk menyerap gas di Sinamar, baik melalui mini LNG (liquefied petroleum gas) atau CNG (compressed natural gas).
"Potensi pertanian di Sumbar bisa dikembangkan untuk menyerap gas," harapnya.
Diketahui, kegiatan eksplorasi migas di Sinamar telah berlangsung lama sejak PT Caltex mulai beroperasi di wilayah kerja blok Singkarak pada 1981. Sejak 2015, PT Rizki Bukit Barisan (RBB) mengambil alih kegiatan eksplorasi wilayah tersebut.
Dalam kuliah umumnya, Dwi memaparkan industri hulu migas Indonesia saat ini menghadapi tiga tantangan, yakni transisi energi, pandemi, dan konflik geopolitik dunia.
"Tiga faktor tersebut membuat harga minyak dan gas menjadi tinggi, untuk itu kita terus melakukan antisipasi mewujudkan ketahanan energi," katanya
Menurut dia, apa yang terjadi di Ukraina menyebabkan peta energi kocar kacir karena ketergantungan negara di Eropa terhadap energi Rusia.
"Kita tidak pernah menduga harga minyak yang dulu anjlok sampai 20 dolar hari ini bisa di atas 120 dolar per barel," kata dia.
Ia melihat peran energi baru dan terbarukan berperan dalam menghadapi energi dan transisi dan mewujudkan kemandirian energi.
"Salah satunya adalah gas sehingga perlu dilakukan konversi dari minyak dan gas secara bertahap," ujarnya.
Ia mengatakan, SKK Migas berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Baca Juga: Andre Rosiade Bawa Kabar Gembira, PT PGN Bakal Jadi Pembeli Gas Blok Sijunjung
"Untuk itu SKK Migas menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi, termasuk Unand, bagaimana mewujudkan nol emisi ini," tutupnya. [*/isr]