Setelah Inflasi Tinggi Kini Sumbar malah Deflasi, BI Ungkap Sejumlah Faktor Penyebabnya

Setelah Inflasi Tinggi Kini Sumbar malah Deflasi, BI Ungkap Sejumlah Faktor Penyebabnya

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, melakukan uji coba pembukaan lalu lintas (open traffic) jalan di Lembah Anai yang menjadi jalur utama Padang - Bukittinggi via Padang Panjang. [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Padang, Padangkita.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan signifikan tingkat inflasi di Sumatera Barat (Sumbar) selama bulan Juli 2024.

Kondisinya kini malah deflasi, yang terjadi akibat turunnya harga beberapa komoditas pangan seperti cabai merah sebesar - 0,71 persen, bawang merah sebesar - 0,71 persen, dan daging ayam sebesar - 0,05 persen month-to-month (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, menjelaskan bahwa deflasi ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).

"Penurunan harga pangan ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi daya beli masyarakat," ungkap Abdul Majid dalam keterangan tertulisny, di Padang, dikutip Senin (5/8/2024).

Beberapa faktor yang menyebabkan deflasi, kata Abdul Majid, antara lain peningkatan pasokan komoditas pangan dari dalam dan luar daerah, serta telah dibukanya jalan nasional di Lembah anai yang merupakan jalur utama Padang - Bukittinggi via Padang Panjang.

Menurutnya, terus dirampungkannya jalan di Lembah Anai yang rusak berat akibat galodo, telah memperlancar distribusi barang dan orang. Kemudian, lanjut dia, turunnya tarif angkutan udara juga turut berkontribusi pada deflasi di Sumatera Barat (Sumbar).

Di antara kabupaten/kota di Sumbar, Kabupaten Pasaman Barat mencatat deflasi tertinggi pada bulan Juli 2024.

"Hal ini disebabkan oleh penurunan harga komoditas pangan yang lebih signifikan dibandingkan daerah lainnya," kata Abdul Majid.

Untuk menjaga deflasi tetap terkendali, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.

Beberapa langkah yang telah dilakukan, lanjut dia, termasuk penyelenggaraan pasar murah, perbaikan infrastruktur jalan, dan peningkatan koordinasi antarlembaga terkait.

"Kami akan terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan pasokan untuk memastikan bahwa inflasi tetap terkendali," tegas Abdul Majid.

Ia berharap deflasi yang terjadi di Sumbar dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, diharapkan akan mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi," imbuhnya.

Diketahui, pada Juni 2024, Provinsi Sumbar mencatat tingkat inflasi nomor empat tertinggi di Indonesia. Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menilai, Sumatera Barat (Sumbar) butuh langkah konkret untuk mengendalikan inflasi.

Baca juga: Inflasi Sumbar Tertinggi Nomor 4 se-Indonesia, Butuh Langkah Konkret Pengendalian

"Data BPS Sumbar bulan Juni 2024 menunjukkan tingkat inflasi provinsi kita sebesar 4,04% (YoY). Tentu kita memerlukan langkah-langkah konkret dalam pengendaliannya, sehingga bisa dikendalikan ke angka yang sama atau di bawah tingkat inflasi nasional yang tercatat 2,51% pada bulan Juni 2024," ungkap Mahyeldi saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (HLM TPID) Sumbar Triwulan III-2024 di Aula Anggun Nan Tongga Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumbar, Rabu (31/7/2024).

Sekadar informasi, deflasi merupakan penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang yang nilainya turun. Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.

Sementara itu, inflasi merupakan kebalikan dari deflasi. Inflasi terjadi karena beredarnya sejumlah uang yang terjadi dalam suatu masyarakat. Inflasi adalah kemerosotan nilai uang, karena banyaknya dan cepatnya uang beredar, sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Dengan kata lain inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

[*/pkt]

Baca Juga

Mahyeldi-Vasko Kolaborasi dengan Kadin  Kembangkan Dunia Usaha di Sumbar
Mahyeldi-Vasko Kolaborasi dengan Kadin Kembangkan Dunia Usaha di Sumbar
Mahyeldi Kenalkan Program Nagari Creative Hub saat Kampanye di Nanggalo Kota Padang
Mahyeldi Kenalkan Program Nagari Creative Hub saat Kampanye di Nanggalo Kota Padang
Agam dan Pasaman Masuk Daftar Daerah Tingkat Kerawanan Tinggi di Pilkada Serentak 2024
Agam dan Pasaman Masuk Daftar Daerah Tingkat Kerawanan Tinggi di Pilkada Serentak 2024
Andre Rosiade Resmikan Penyalaan Listrik Rumah Warga Air Dingin Kabupaten Solok
Andre Rosiade Resmikan Penyalaan Listrik Rumah Warga Air Dingin Kabupaten Solok
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Didukung Ninik Mamak X Koto, Mahyeldi Janjikan Alokasi Khusus untuk KAN dan Bundo Kanduang
Didukung Ninik Mamak X Koto, Mahyeldi Janjikan Alokasi Khusus untuk KAN dan Bundo Kanduang