Painan, Padangkita.com – Tiga hari ini, Pesisir Selatan (Pessel) memang tak lagi mencatatkan penambahan pasien positif Covid-19. Namun, hal ini bukan berarti pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumatra Barat (Sumbar) sudah selesai.
Pantauan Padangkita.com di sejumlah pasar tradisional di Pessel, masih terlihat ramai kerumunan warga. Pasar di Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, misalnya, Kamis (30/4/2020), masih banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran PSBB. Pasar terlihat ramai dan banyak yang tidak menggunakan penutup mulut dan hidung atau masker.
Dari kerumunan warga di pasar itu, juga tak ada penerapan physical distancing atau jagar jarak, antara sesama pembeli atau pengunjung pasar, juga antara pembeli dengan pedagang.
Salah seorang pengunjung pasar, Tati, 28 tahun mengaku terpaksa harus berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Ia mengatakan, di sekitar tempat tinggalnya tidak enjual kebutuhan sehari-hari yang lengkap.
"Ke pasar ini kan sudah kebiasaan dari dulunya, dari saya kecil. Kita ke pasar ini membeli apa yang tidak ada dijual di warung dekat rumah. Lagian ini kan cuma sekali seminggu," ujar Tati saat ditemui Padangkita.com di Pasar Air Haji.
Baca juga: Tidak Semua Dapat BLT di Pesisir Selatan, Ini Kriteria Penerima
Ditanya soal bantuan dari pemerintah untuk masyarakat yang terdampak Covid-19, ia mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, baik berupa bantuan sosial berupa sembako ataupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa uang.
Warga Muara Kandis tersebut sangat berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebab, suaminya juga tak punya pekerjaan dan penghasilan.
"Bantuan pemerintah, saya sama sekali belum pernah menerima, kemarin ini ada yang membagikan beras, tapi saya tidak dapat. Sekarang wali nagari juga sedang melakukan pendataan tapi entah kapan bantuannya bisa saya dapat," kata Tati.
Sama dengan keramaian di pasar tradisional, pasar takjil atau pasar “pabukoan” yang dibuka oleh masyarakat juga ramai dikunjungi masyarakat.
Saat berbelanja “pabukoan”, masih terlihat masyarakat yang berdekatan. Selain itu, mereka juga tidak menggunakan masker mulut.
Salah seorang pengunjung, Adi 21 tahun, mengaku sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Ia mengatakan, di mana saja ia belanja menu “pabukoan” pada bulan Ramadan memang selalu ramai dikunjungi masyarakat.
"Karena semarak Ramadan mungkin ya, makanya orang ramai. Biasanya makin sore semakin ramai ini, karena orang sudah tidak sabar untuk berbuka,"
Sementara itu, soal penerapan PSBB, Camat dan Wali Nagari telah diminta untuk terus menyosialisasikan ke masyarakat. Camat di minta berkeliling kampung menggunakan mobil penerangan, agar masyarakat mengetahui apa saja yang mesti dilakukan selama PSBB diberlakukan di Sumbar. [mfz]