Sepanjang 2017, Sumbar Kehilangan Tokoh-tokoh Ini

Sepanjang 2017, Sumbar Kehilangan Tokoh-tokoh Ini

Upacara penghormatan kepada jenazah mantan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim (Foto: Ist)

Lampiran Gambar

Upacara penghormatan kepada jenazah mantan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim (Foto: Ist)

Padangkita.com – Masyarakat Sumatra Barat dan Minangkabau harus berduka karena kehilangan sejumlah tokoh terbaik sepanjang tahun 2017 ini.

Setelah tahun 2016, mantan Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin dan tokoh penggerak pariwisata Walikota Sawahlunto Amran Nur menghadap sang khalik, Ranah Minang kembali diselimuti awan mendung.

Adalah Mantan Wakil Gubernur Sumbar periode 2010-2015 Muslim Kasim yang tutup usia di awal tahun ini. Lalu susul menyusul sejumlah tokoh lainnya yang banyak berkontribusi bagi Ranah Minang dan bangsa Indonesia meninggalkan kita semua.

Perjuangan para tokoh-tokoh minang tersebut, patut terus dilanjutkan untuk kemajuan Indonesia dan bumi Sumatra Barat khusunya. Ini sejumlah tokoh minang yang meninggal dunia sepanjang 2017 dirangkum Padangkita.com.

Muslim Kasim

Lampiran Gambar

Muslim Kasim (Foto: infosumbar.net)

Ia lahir di Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatra Barat pada 28 Mei 1942. Muslim dikenal sebagai birokrat di politisi.

Ia merintis karir sebagai birokrat sejak 1976 di Dolog atau Perum Bulog. Sampai kemudian terjun ke dunia politik dengan menjadi Bupati Padang Pariaman selama dua periode.

Pada 2010, Muslim terpilih sebagai Wakil Gubernur Sumbar berpasangan dengan Irwan Prayitno. Ia mengakhiri jabatan wagub pada 2015.

Muslim menghembuskan nafas terakhir di Jakarta pada 11 Februari 2017 dalam usia 74 tahun. Rang Piaman dianggap sebagai tokoh yang paling peduli terhadap pembangunan daerahnya.

Rusdi Thaib

Lampiran Gambar

Rusdi Thaib (Foto: unp.ac.id)

Guru besar Universitas Negeri Padang (UNP) ini menghembuskan nafas terakhir di Padang pada 10 Mei 2017 dalam usia 53 tahun.

Ia dilahirkan di Paninggahan, Kabupaten Solok, 2 Juli 1964. Rusdi Thaib dikenal sebagai salah satu akademisi terbaik yang dimiliki Sumatra Barat.

Alumnus University of Canberra dan Curtin University of Technology, Perth, Australia itu, selain aktif sebagai pengajar di Jurusan Bahasa Inggris UNP, juga sempat menjabat Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP, dan kemudian menjabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur.

Iskandar Zulkarnain

Lampiran Gambar

Iskandar Zulkarnain (Foto: LIPI)

Menjabat Kepala LIPI sejak 17 Oktober 2014, Iskandar Zulkarnain dipanggil sang khalik pada 2 Juli 2017 di RS MMC Jakarta.

Ia meraih pendidikan Strata 1 pada Fakultas Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1985 dan menyelesaikan Ph.D program dengan gelar Doktor reralium naturalium (Dr. Rer.nat) dari the Johannes Gutenberg Universitaet, Jerman.

Pria kelahiran 14 April 1959 itu bergabung menjadi peneliti sejak tahun 1985. Ia pernah melakukan penelitian tentang geokimia batuan lebih dari 20 tahun. Gelar profesor riset di bidang geologi dan geofisika diraihnya pada 21 Agustus 2013.

Iskandar juga pernah menjadi Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi pada 2006-2011 dan diamanahkan menjadi Deputi Bidang Ilmu Kebumian LIPI tahun 2011- 2014.

Pagar Negara

Lampiran Gambar

Pagar Negara (Foto: hariansinggalang.co.id)

Bagi jurnalis di Sumatra Barat, Pagar Negara adalah sosok ASN dan pejabat yang disiplin dan tidak pelit informasi.

Bertugas di Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, membuat harus banyak berinteraksi dengan media.

Enaknya, Pagar tidak pelit soal informasi. Ia menghembuskan nafas terakhir pada Senin 18 September 2017 karena serangan jantung dalam usia 50 tahun.

Eko Alvares

Lampiran Gambar

Eko Alvares (Foto: beritagar.id)

Arsitek sekaligus pengajar di Universitas Bung Hatta (UBH) ini dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan keaslian arsitektur Rumah Gadang, serta berbagai heritage di dalam negeri.

Guru besar UBH dengan jabatan terakhir Wakil Rektor bidang Akademik dan Penjaminan Mutu UBH itu dikenal giat mempertahankan warisan budaya Minangkabau. Semua itu tergambar dalam karya-karya arsitekturnya, terutama soal Rumah Gadang.

Ia lahir di Padang Panjang pada 10 Maret 1965 dan menghembuskan nafas terakhir di Padang pada 28 Desember 2017 dalam usia 52 tahun.

Baca Juga

Gubernur Sumbar Bersama Perantau Minang Hadiri Pemutaran Gala Premiere Film Buya Hamka
Gubernur Sumbar Bersama Perantau Minang Hadiri Pemutaran Gala Premiere Film Buya Hamka
Muhammadiyah Kerahkan Massa ke Bioskop untuk Menonton Film Buya Hamka
Muhammadiyah Kerahkan Massa ke Bioskop untuk Menonton Film Buya Hamka
Hadiri Pemutaran Perdana Film Buya Hamka, Wapres: Banyak Teladan, Masyarakat mesti Nonton
Hadiri Pemutaran Perdana Film Buya Hamka, Wapres: Banyak Teladan, Masyarakat mesti Nonton
Saldi Isra Terpilih sebagai Wakil Ketua MK Periode 2023 - 2028
Saldi Isra Terpilih sebagai Wakil Ketua MK Periode 2023 - 2028
Nama Buya Syafii Maarif Diabadikan Jadi Nama Jalan di Sijunjung Sumatra Barat
Nama Buya Syafii Maarif Diabadikan Jadi Nama Jalan di Sijunjung Sumatra Barat
Gubernur Mahyeldi Kenang Azwar Anas sebagai Tokoh yang Sangat Peduli pada Sumbar
Gubernur Mahyeldi Kenang Azwar Anas sebagai Tokoh yang Sangat Peduli pada Sumbar