Padang, Padangkita.com - Beberapa waktu masyarakat Sumatra Barat dikejutan dengan kemunculan Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)yang sebelumnya telah hilang 43 tahun lamanya.
Kini setelah melakukan pengecekan jejak dan identifikasi lapangan, didapatkan informasi bahwa kelompok gajah tersebut juga telah kembali ke Riau.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono terkait perkembangan pemantauan gajah Sumatra di nagari durian gadang, Sijunjung.
"Pada Rabu (15/2/2023) tidak ditemukan lagi keberadaan gajah dan hasil penelusuran jejak mengarah kembali ke Riau melalui koridor Rimbang Baling." terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan sejak kemunculan pertama kali pada hari Selasa (14/2/2023),Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) seksi 3, muspika, KPHL Sijunjung, pengelolaan geopark silokek dan wali nagari durian gadang langsung melakukan pengecekan lapangan dan temukan jejak, kotoran serta sisa tumbuhan yang dimakan gajah.
"Dari pengecekan kotoran dapat diketahui gajah masuk ke gubuk-gubuk peladang karena terdapat plastik bumbu masakan, sabun cream, dan kantong plastik. Sedangkan dari sisa makanan diketahui memakan batang pisang hutan, paku-pakuan dan kulit pohon." sambungnya.
Ardi menambahkan, penelusuran jejak dilakukan terus ke hulu sungai Batang lisun hingga hari Minggu (19/2/2023) dengan jarak terjauh 8 kilometer dari titik terakhir dilihat warga, dan kesimpulan akhir gajah kembali ke Riau.
"Tim juga melakukan wawancara dengan masyarakat yang berladang dan pencari ikan terkait keberadaan gajah tersebut." ujarnya.
Sementara itu hasil identifikasi panjang gading, diketahui gajah tersebut berumur 5 tahun dan 8 tahun dengan jenis kelamin jantan.
"Kemungkinan kedua gajah tersebut tersesat atau terpisah dari kelompok utama, mengingat umur yg masih muda dan jantan semua. Gajah dimungkinkan membentuk kelompok baru minimal satu pasangan dan berumur 10 tahun," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan pencarian dan identifikasi jejak serta sejarah kemunculannya, Ardi menjelaskan, terakhir kali gajah Sumatra muncul di Sijunjung dan Solok Selatan terjadi tahun 1981.
"Saat itu terdiri satu kelompok gajah dengan jantan alpa berjulukan si patah gading. Saat itu terjadi konflik dan menimbulkan korban jiwa satu orang serta 76 rumah rusak," paparnya.
Baca Juga : Penampakan Gajah Sumatra Setelah 43 Tahun 'Hilang' di Sumbar
Pada kesempatan tersebut, Ardi mengatakan, Tim BKSDA Sumbar juga memberikan pemahaman kepada warga nagari durian gadang bahwa gajah adalah anugerah kekayaan alam Sumbar dan harus dijaga dari perburuan dan diracun. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News