Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno dari Dulu hingga Kini  

Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno dari Dulu hingga Kini  

Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta. [Foto: Dok. Kementerian PUPR]

Padang, Padangkita.com Siapa yang tidak tahu dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno, di kawasan Senayan, Jakarta?

Stadion yang kini populer dengan akronim GBK ini, adalah tempat diselenggarakannya event olahraga dan kegiatan berskala besar.  

Nah, agar makin bangga dengan infrastruktur milik bangsa ini, mari mengenalnya lebih jauh lewat sejarahnya dari dulu hingga sekarang.  

Nama Bung Karno untuk stadion ini memang sengaja dipilih untuk menghormati Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, yang sekaligus sebagai penggagas pembangunan kompleks olahraga tersebut.

Lampiran Gambar
Presiden pertama RI Soekarno menjadi penggagas pembangunan Stadion GBK. [Foto: Dok. Kementerian PUPR]

Sejak awal hingga ini, kapasitas penonton yang bisa ditampung GBK mencapai 78.000. Itulah sebabnya, stadion ini biasa digunakan untuk berbagai acara olahraga dan kegiatan besar.

Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) proses pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno atau GBK dimulai pada 8 Februari 1960 dan selesai dua tahun kemudian, pada 21 Juli 1962. Stadion ini menjadi kelengkapan sarana dan prasarana untuk Asian Games 1962.

Stadion GBK memang sempat berganti nama menjadi Gelora Senayan. Namun, kemudian kembali lagi diubah menjadi Gelora Bung Karno atau GBK seperti semula sesuai Keputusan Presiden (Kepres) No. 7 tahun 2001.

Kemudian, pada tahun 2016-2018, GBK mengalami renovasi besar-besaran. Dalam tahap ini, dilakukan penggantian bangku penonton dengan kursi tunggal flip-up untuk meningkatkan kenyamanan penonton.

Lampiran Gambar
Bangku penonton di GBK memakai kursi tunggal flip-up untuk meningkatkan kenyamanan penonton. [Foto: Dok. Kementerian PUPR]

Baca juga: Pakai Teknologi Teleskopik Tribun, Stadion Multifungsi Bisa Rampung Lebih Cepat

Tak sampai di situ, GBK pun kini lebih ramah lingkungan. Sebab, GBK menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber utama listriknya. Selain itu, semua penerangan juga menggunakan lampu Light Emiting Diode (LED) standar tertinggi yang diakui ferderasi sepak bola dunia (FIFA) dan federasi atletik internasional (IAAF).

Lampiran Gambar
Satdion GBK menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber utama listriknya. Selain itu, semua penerangan juga menggunakan lampu Light Emiting Diode (LED) standar tertinggi yang diakui ferderasi sepak bola dunia (FIFA) dan federasi atletik internasional (IAAF). [Foto: Dok. Kementerian PUPR]

Kini, Stadion GBK menjadi salah satu stadion terbesar di Indonesia yang tentu saja menjadi kebanggan anak bangsa.

[*/pkt]

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Pemkab Pessel Targetkan Semua Jalan Kabupaten Mulus Beraspal, Butuh Waktu hingga 10 Tahun
Pemkab Pessel Targetkan Semua Jalan Kabupaten Mulus Beraspal, Butuh Waktu hingga 10 Tahun
20 Jembatan Gantung di Pessel Putus Akibat Bencana, 8 telah Disurvei Kementerian PUPR
20 Jembatan Gantung di Pessel Putus Akibat Bencana, 8 telah Disurvei Kementerian PUPR
Tanggulangi Banjir, BWS Sumatera V Bangun Sistem Polder di Bantaran Batang Kandis
Tanggulangi Banjir, BWS Sumatera V Bangun Sistem Polder di Bantaran Batang Kandis
Melihat Sumber Daya Air Sumatra Barat: Sungai, Daerah Sungai dan Wilayah Sungai
Melihat Sumber Daya Air Sumatra Barat: Sungai, Daerah Sungai dan Wilayah Sungai
Jalan Lagan Ketek – Lagan Gadang segera Diaspal dan Mulus, Ini Harapan Bupati Rusma Yul Anwar
Jalan Lagan Ketek – Lagan Gadang segera Diaspal dan Mulus, Ini Harapan Bupati Rusma Yul Anwar
Panjang Jalan Provinsi yang Rusak Berat di Sumbar 406,66 Km, Ini Rincian Per Daerah
Panjang Jalan Provinsi yang Rusak Berat di Sumbar 406,66 Km, Ini Rincian Per Daerah