Rokok Sumbang Angka Kemiskinan Terbesar Kedua di Sumbar

Rokok Sumbang Angka Kemiskinan Terbesar Kedua di Sumbar

Ilustrasi (Sumber: ist)

Image Attachment

Ilustrasi (Sumber: ist)

Padangkita.com - Angka kemiskinan di Sumatera Barat masih dipicu kebiasaan masyarakat dalam menggunakan rokok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis beberapa waktu lalu, rokok masih menjadi pemicu angka kemiskinan setelah
beras.

Berdasarkan data BPS jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat pada Maret 2017 adalah 364.513 jiwa, turun sebanyak 11.997 jiwa, dibandingkan September 2016. Berdasarkan wilayah, masyarakat miskin perkotaan turun sebanyak 6.496 jiwa bagitu pula dengan penduduk miskin perdesaan yang turun 5.501 jiwa.

BPS menyatakan angka kemiskinan di Sumatera Barat akibat rokok adalah 14,07 persen hal ini berdasar pada pendataan yang dilakukan pada periode Maret 2016 hingga Maret 2017.

"Persentasenya mencapai 14,07 persen di perkotaan dan 15,70 persen di pedesaan," kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi dalam rilisnya.

Dia menjelaskan komoditas pertama penyumbang kemiskinan di Sumbar adalah beras. Beras saat ini masih menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Sumatera Barat. Persentasenya mencapai21,74 persen untuk perkotaan dan 29,42 persen untuk perdesaan. Kemudian disusul oleh cabai, atelur ayam dan lain sebagainya.

Garis Kemiskinan (GK) selama September 2016 - Maret 2017 mengalami peningkatan 3,55 persen, yaitu dari Rp.438.075 per kapita per bulan pada September 2016, menjadi Rp.453.612 per kapita per bulan pada Maret 2017.

Sementara itu, komponen terbesar pembentuk Garis Kemiskinan adalah Garis Kemiskinan Makanan dengan kontribusi 76,47 persen, sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan memberikan kontribusi sebesar 23,53 persen.

Salah satu cara untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhikebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Denganpendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase pendudukmiskin terhadap total penduduk.

Baca Juga

Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting