Padang, Padangkita.com – Persoalan sampah menjadi perhatian serius Pemprov Sumbar, khususnya menyangkut dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yakni, TPA regional Payakumbuh, dan TPA Aia Dingin di Padang.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah berharap pengembangan dua TPA tersebut dibiayai oleh APBN dan didukung APBD.
"Anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan TPA di Sumbar cukup besar sekitar Rp34 miliar. Jika tidak memungkinkan semua menggunakan APBN kita siapkan dana pendamping dari APBD," kata Mahyeldi usai meninjau TPA Aia Dingin bersama Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Jum'at (24/9/2021).
Pengembangan TPA Aia Dingin Padang direncanakan dilengkapi dengan pembangunan Refuse Derived Fuel (RDF) yang berfungsi untuk memusnahkan sampah sekaligus menjadi bahan penghasil energi.
Sementara untuk TPA Regional Payakumbuh dengan pembangunan sell landfill untuk mengantisipasi kondisi yang sudah kelebihan kapasitas.
Mahyeldi menyebut persoalan TPA ini sangat mendesak mengingat banyak persoalan sosial yang akan mengiringi jika tidak diselesaikan secepatnya.
TPA Aia Dingin Padang diperkirakan akan penuh pada 2026 jika tidak segera diantisipasi sedangkan TPA Regional Payakumbuh terancam jebol karena kelebihan kapasitas.
"Anggaran pendamping dari APBD akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, sementara anggaran untuk pengembangan lain diharapkan melalui APBN," katanya.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengungkapkan produksi sampah di kota itu mencapai 450 ton per hari dengan 70 persen di antaranya adalah sampah organik.
Saat ini TPA Aia Dingin masih bisa menampung sampah itu, namun diperkirakan lima tahun lagi sudah penuh dan tidak bisa dimanfaatkan jika tidak ada pengembangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Siti Aisyah mengatakan RDF di TPA Aia Dingin Padang sangat tepat karena dekat dengan PT Semen Padang yang akan memanfaatkan hasil pengolahan sampah itu sebagai bahan bakar.
Sedangkan untuk TPA Regional Payakumbuh lebih tepat menggunakan Bioteknologi seperti dengan maggot.
Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Nani Hendiarti mengatakan untuk pembangunan RDF di TPA Aia dingin lahan yang tersedia harus sudah clear and clean.
"DED (Detail Engineering Design) juga harus segera disiapkan," ujarnya.
Ada beberapa alternatif pendanaan yang bisa digunakan yaitu APBN atau swasta karena saat ini cukup banyak swasta yang tertarik berinvestasi di bidang sampah.
Untuk TPA Regional Payakumbuh pihaknya segera mengoordinasikan dengan Kementerian PUPR.
Dalam rapat koordinasi (rakor) dibahas rencana pengolahan sampah dan pusat pengolahan insinerator LB3 medis Sumatra Barat yang juga sangat mendesak karena produksi sampah itu sekitar 7 ton per hari dari banyak rumah sakit, tempat isolasi mandiri dan Puskesmas.
Baca juga: Setiap Hari 62,8 Ton Sampah Menyebar di Sungai dan Pantai Kota Padang
Hadir dalam rakor Sinta Saptarina Soemiarno dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutan Republik Indonesia (KLHK), Kepala Balitbang Prov Sumbar Reti Warda, Kepala Dinas PUPR Sumbar dan pihak PT Semen Padang. (*/pkt)