Padangkita.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan memasuki musim penghujan kali ini.
Menurut BPBD Pessel, beberapa wilayah di Pesisir Selatan merupakan daerah yang rawan banjir dan longsor apalagi dengan itensitas hujan yang cukup tinggi beberapa hari belakangan ini.
"Mulai tingginya intensitas hujan sebagaimana terjadi sejak beberapa hari belakangan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), perlu diwaspadai oleh masyarakat," kata kepala BPBD Pessel, Pri Nurdin.
Dirinya juga mengingatkan para pengendara yang melintasi jalan nasional lintas barat Sumatera di Pesisir Selatan sebab dengan kondisi ruas jalan yang berada di pinggir tebing dan lereng perbukitan yang cukup terjal sehingga rawan longsor.
Kondisi itu juga terlihat di perbatasan antara Kota Padang dengan Pessel, tepatnya di Siguntur hingga Duku, sebab ruas jalanya berada disepanjang lereng perbukitan.
"Beberapa titik rawan longsor yang perlu diwaspadai bagi pengendara ketika melewati jalan Nasional yang melintasi daerah ini juga tinggi di kawasan lereng Bukit Luhung Selayang Pandang Kecamatan IV Jurai, Bukit Putus Kota Painan, Bukit Biawak, Bukit Pulai, Bukit Punai, bukit Buayan, dan Bukit Solang di kecamatan Lunang Silaut," jelasnya seperti dilansir dari situs pemkab, Sabtu (09/09/2017).
Dijelaskanya bahwa di Kenagarian Duku hingga Nanggalo sepanjang 10 km, juga rawan terhadap bencana banjir. Sebab dua nagari itu berada disepanjang aliran bantang Tarusan. Termasuk juga nagari Kapuah Utara, Pasar Baru kecamatan Bayang.
Ancaman banjir ini juga tinggi di ruas jalan Jalamu hingga Pasar Kuok kecamatan Batangkapas. Demikian juga pada ruas jalan Sungai Kuyuang dan Kumbuang kecamatan Basa Ampek Balai, sertabeberapa titik di Kecamatan Lunang, dan Silaut.
"Curah hujan cukup tinggi yang tidak bisa diprediksi datangnya akibat pemanasan global ini, biasanya datang menjelang sore hingga tengah malam sebangai mana terjadi sejak sepekan terakhir. Makanya kepada masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaanya. Termasuk juga bagi pengedara yang akan melintasi beberapa titik ruas jalan sebagai mana saya jelaskan tadi," katanya.
Diakuinya bahwa sebagian besar sungai di Pessel saat ini sudah terjadi pengendapan lumpur (sedimentasi). Karena mengalami pendangkalan akibat penumpukan sendimen itu, sehingga dikhawatirkan tidak sanggup menampung debit air di saat hujan deras.
"Bila itu terjadi, sehingga akan berujung dengan banjir. Dan itu dapat dilihat pada nagari-nagari yang rawan banjir. Sebab rata-rata nagari rawan banjir itu, memang dilalui oleh aliran sungai. Seperti halnya nagari Ampek Kodo Mudiak dan Ampek Koto Hilia di Kecamatan Batangkapas. Nagari itu dilalui oleh aliran sumgai Batang Jalamu. Kemudian Nagari Lakitan Utara, dan Lakitan Tengah yang juga dilewati Batang Lakitan, serta beberapa nagari lainya," ujar Pri Nurdin.
Jamaris, 56, warga Nagari Ampek Koto Hilia Kecamatan Batangkapas mengatakan bahwa ketika musim hujan telah tiba, dia bersama istri dan tiga anaknya selalu dicekam kecemasan,
"Saya katakan demikian, sebab sebentar saja hujan deras terjadi, air sungai langsung meluap dan merendam pemukiman," ungkapnya.
Sedangkan Ramli 43, warga Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, mengaku taku,t dengan ancaman longsor dari bukit yang bereda di belakang rumahnya, walaupun peristiwa longsor itu belum pernah terjadi di sekitar kediamanya itu.
"Namun berdasarkan kondisi giografis dan struktur tanah yang bertebing, potensi ancaman longsor cukup, tinggi dan bisa saja terjadi seketika. Saya katakan demikian, karena bagian puncak bukit, terlihat sudah ada yang longsor, makanya saya sangat kuatir bencana yang ditakutkan itu bisa terjadi dan menimpa keluarga saya," tutupnya cemas.